Gubernur Ganjar Ancam Gugat Negara Peniru Motif Batik Jateng

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Pradita Utama

VIVA.co.id - Gubernur Jawa Tengah mendapatkan laporan terkait adanya negara lain yang meniru motif batik Pekalongan, Jawa Tengah. Ia pun mengancam akan melakukan gugatan hukum terkait hak paten batik Pekalongan yang telah menjadi kekayaan budaya tradisional Indonesia.

"Kita dapat laporan, batik Bisma, (motif) Durian, Jawa Tukai Pekalongan semuanya dicontoh (ditiru) banyak negara," kata Ganjar di sela-sela tinjauan industri batik di Kelurahan Poncol dan Kelurahan Kauman, Kecamatan Pekalongan Timur, Rabu 23 September 2015.

Kembangkan BUMDes, Menteri Eko Minta Saran Gubernur Ini

Baca Juga:

Ganjar Curigai Aksi 9 Perempuan Rembang Cor Kaki di Istana

Karena itu, Ganjar mengintruksikan kepada seluruh pengusaha batik Pekalongan untuk membuat laporan resmi, berisi negara mana saja yang jelas-jelas meniru produk batik khas Pekalongan tersebut.
Ganjar Kirim 17 Kepala Daerah ke KPK


"Saya akan kontak dengan Kemlu (Kementerian Luar Negeri) dan Duta Besar. Kalau perlu kita gugat dia untuk dia kembalikan, tidak boleh itu," katanya.


Menurut Ganjar, batik Pekalongan yang telah dikenal secara nasional dan mancanegara harus terus didorong dan dilindungi keberadaannya. Jangan sampai produk-produk unggulan batik Indenesia, khususnya Jawa Tengah akan habis diakui oleh negara lain.


"Yang begini-begini (ditiru negara lain) jika pemerintah nggak peduli, maka kita (pengrajin) akan kolaps pelan-pelan tanpa sadar di banyak negara. Maka cara kita akan lindungi," katanya.


Selanjutnya pemerintah mempunyai tugas untuk memperjuangan hak cipta batik yang jelas-jelas merupakan produk yang dikenal negara lain.


"Sebenarnya kita sudah punya 'intelektual property right' yang secara dunia sudah diakui. Nanti negara mana yang menggunkan produk itu 'nyontoh' (meniru) kasih kita, kita parani (datangi)," kata Ganjar.


Ganjar juga memastikan pelemahan ekonomi nasional saat ini justru tidak terlalu berdampak pada aktivitas perdagangan batik di Jawa Tengah. Banyak pengusaha yang justru mengatasi pelemahan ekonomi dengan dengan bermain tarif.


"Banyak pedagang kita yang bisa mengatasi. Pastinya di tengah krisis selalu ada kesempatan," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya