Mengharukan, Begini Derita Bayi di Riau Akibat Asap

Sumber :
  • Ist/picdaily
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Aditya baru berumur 2,6 bulan. Sudah sepekan ini batuknya tak berhenti. Pekik tangisnya terus menggema di Rumah Sakit Puri Husada Tembilahan Riau.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Raut wajah tak berdosanya jelas menggambarkan kesusahannya melawan sesak di dadanya. Tak hentinya Aditya menjerit pilu.
Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral


Matanya kelihatan lelah, namun tak bisa terpejam tidur nyenyak. Karena sesak di dada memaksa ia terbatuk, membelalakkan mata, dan menjerit.


Yang lebih menyedihkan, ketika tangis disambut dengan batuk panjang, saat itu buih putih keluar dari mulutnya. Orangtuanya tak bisa berbuat banyak. Hanya menghibur dengan mengusap dada sambil menyeka buih putih yang keluar dari mulutnya.


Lidahnya menjulur. Badannya meronta-ronta. "Sudah tujuh hari dadanya sesak. Dari mulutnya keluar lendir. Kadang sampai pingsan. Ini karena kabut asap yang sudah masuk ke dalam rumah. Sebelumnya
nggak
ada sakit apa-apa," ujar Sumiati, ibu Aditya.


Sekarang, Aditya sudah ditangani pihak rumah sakit. Bayi asal Indragiri Hilir Riau ini kini tengah berjuang bertahan hidup.


Nurafiah, dokter Spesialis Anak di RSUD Puri Wisada Tembilahan, mengatakan bahwa sudah tiga hari kabut asap menyelimuti Tembilahan. Hari ke hari kondisinya memburuk.


"Hari ini kabut asap semakin memburuk. Setiap hari ada masuk pasien ISPA, terutama anak-anak," ujarnya.


Ia mengimbau kalau ada anak-anak batuk dan pilek segera bawa ke pusat kesehatan terdekat. "Utamakan kesehatan anak. Kalau kondisinya batuk dan pilek, segera bawa ke pusat kesehatan terdekat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya