Sumber :
- ANTARA
VIVA.co.id
- Indonesia salah satu negara penghasil kayu terbaik di dunia. Dengan kualitas kayu yang baik dan sumber daya alam yang banyak, menjadikan Indonesia subur berbagai masalah ilegal logging. Salah satu kayu bernilai tinggi adalah Merbau asal Papua.
Juru Kampanye Hutan Forest Watch Indonesia, M Kosar, mengatakan, salah satu kasus ilegal logging yang menjadi sorotan adalah kasus Labora Sitorus. Meski di balik bui Labora dicurigai tetap bisa menjalankan bisnisnya.
Baca Juga :
Begini Cara Penyelundup Kayu Kalimantan Beraksi
Baca Juga :
Asmindo: Negara Importir Tidak Tanyakan SVLK
Ia menambahakan masalah ilegal loging menjadi kerisauan industri perkayuan nasional. Kayu illegal asal Papua umumnya berbentuk square masuk melalui pelabuhan di Surabaya, selanjutnya di olah sesuai pesanan dan kemudian di ekspor.
Dengan membanjirnya kayu ilegal merusak harga pasar. "Kayu olahan yang mengikuti aturan hukum dipastikan kalah bersaing dengan harga kayu illegal. Misalnya, harga kayu merbau illegal lebih murah Rp 2-3 juta per kubik dibandingkan kayu yang diperdagangkan secara legal," ungkap Kosar.
Kosar mengungkapkan fakta adanya perdagangan kayu Merbau ilegal asal Papua telah diketahui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dalam kunjungan kerjanya ke Papua Ferbuari lalu, Menteri Siti Nurbaya menyaksikan hasil kerja Tim BBKSDA dan Dinas Kehutanan Propinsi Papua.
Tidak hanya itu hasil kajian bidang pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukan adanya potensi kerugian negara sebesar Rp5 triliun setiap tahunnya. Jika ditotal selama 12 tahun, kerugian negara mencapai Rp60 triliun.
"Peran negara belum bisa maksimal dalam mencegah illegal logging," katanya.
Halaman Selanjutnya
Ia menambahakan masalah ilegal loging menjadi kerisauan industri perkayuan nasional. Kayu illegal asal Papua umumnya berbentuk square masuk melalui pelabuhan di Surabaya, selanjutnya di olah sesuai pesanan dan kemudian di ekspor.