Sudah 5.000 Hektare Lahan di Lampung Terbakar

Ilustrasi kebakaran hutan.
Sumber :
  • ANTARA/Nova Wahyudi
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Kabut asap masih menyelimuti Kota Bandarlampung hingga Selasa 27 Oktober 2015 pagi. Diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung menyatakan, kabut asap yang ada di Bandarlampung merupakan kiriman dari Lampung Timur (Lamtim).

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Hal ini disebabkan banyaknya lahan yang terbakar di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Sementara itu, angin dari Lamtim bertiup ke arah Bandarlampung.
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat


Humas TNWK, Sukatmoko membenarkan, kawasan TNWK yang berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Maringgai dan Brajaselebah, tepatnya di Seksi III Kualapenet, masih terbakar.


"Kami masih berusaha memadamkan kebakaran di wilayah tersebut," kata Sukatmoko mewakili Kepala Balai TNWK Dulhadi.


Sukatmoko menjelaskan, selama musim kemarau ini, luas kawasan TNWK yang terbakar sudah mencapai 5.000 hektare yang tersebar di Seksi I Waykanan, Seksi II Waybungur, dan Seksi III Kualapenet.


Menurut dia, kebakaran itu terjadi karena ulah pemburu liar dan faktor alam.  Dia mengungkapkan, sudah ada satu tersangka yang diduga sebagai perambah liar diamankan polisi hutan (polhut) dan telah diserahkan ke Mapolres Lamtim.


Sementara itu, kabut asap yang sudah tiga hari belakangan menghiasi langit di hampir seluruh wilayah Lampung juga disikapi Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo. Dia mengaku sudah melayangkan surat ke masing-masing pemkot/pemkab dan perusahaan perkebunan di provinsi ini untuk tidak memanen dan membuka lahan dengan cara membakar.


"Apalagi kan cuaca kita ini kurang mendukung, makanya langsung layangkan surat," ujarnya.


Meski demikian, Ridho menambahkan, walau di Lampung jarak pandangnya berkurang, kondisi ini belum sampai mengganggu penerbangan, penyeberangan, dan aktivitas masyarakat lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya