Pelajar Sekolah Wajib Ikut Program Bela Negara Selama 5 Hari

Ilustrasi Hari Pertama Sekolah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
Agar Hari Pertama Anak Masuk TK Berjalan Lancar
- Kepala Badan Diklat Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin, mengatakan rencananya program bela negara akan wajib diikuti oleh anak didik, mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga Universitas. Mereka akan mengikuti program bela negara selama lima hari.

Sistem 'Full Day School' Dinilai Cocok Hanya untuk SMA
Selama itu, para anak didik tersebut akan diajarkan tentang tiga hal dasar materi dalam kurikulum bela negara antara lain, bidang studi dasar, intelijen dasar, dan studi tambahan.

Mendikbud Anteng Kena 'Bully' Soal Full Day School
"Hanya lima hari saja, pendek saja. Memang kita tertinggal, di Malaysia itu ada proram bela negara itu, bahkan sebulan. Itu untuk SMA (Sekolah Menengah Atas) yang mau masuk perguruan tinggi, mereka belajar bela negara sebulan," kata Hartind di kantor Kementerian Petahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat malam 13 November 2015.

Hartind menegaskan, meski hanya lima hari, dia yakin itu cukup untuk menumbuhkan sikap kecintaan dan kebanggaan para siswa didik kepada bangsa dan negara.

"Cukup, kalau tidak percaya pergi ke saja ke salah satu bank yang kami didik, bagaimana mereka mendapat pelatihan tersebut," ungkap Hartind.

Hartind menerangkan, program bela negara dimulai dari jenjang PAUD, Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), SMA hingga Universitas.

Untuk SD program ini dimulai dari kelas lima, sedangkan untuk SMP dan SMA mulai kelas dua. Sementara itu, untuk Universitas sejak masuk bisa mengikuti pendidikan bela negara.

"Kita tidak mau ganggu jam belajar mereka yang akan mengikuti ujian. Jadi, kita sesuaikan dengan waktu mereka. Untuk TK, nanti bisa belajar sebulan sekali, pada pagi hari sejam begitu," ujar dia.

Seperti diketahui, saat ini kurikulum program pendidikan bela negara sedang digodok dan sudah mencapai tahap 90 persen. Rencananya Desember, kurikulum tersebut akan diselesaikan. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya