- ANTARA FOTO/Umarul Faruq
VIVA.co.id - Kasus Pasar Turi yang sempat menyeret nama mantan dan sekarang calon Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, beberapa pekan lalu dijadikan pelajaran oleh Kapolda Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Anton Setiadji. Menurutnya, ada ketidakberesan di lingkaran penyidik sehingga harus dibenahi.
Anton mengatakan, selama ia di Polda Jatim ada masalah sistem yang kurang baik sehingga penyidikan perkara tidak berjalan baik. Ia menyebut ada banyak kasus yang tertunggak, baik pidana umum maupun pidana khusus.
"Ternyata anak-anak itu semua nunggu pimpinan. Akhirnya penyidikan lamban," katanya, Sabtu, 14 November 2015.
Bahkan, kata Anton, ada kasus dari tahun 2006 yang tak juga selesai sampai sekarang. Masalah lainnya ialah soal lemahnya koordinasi.
Ia mengambil contoh kasus Risma yang heboh beberapa waktu lalu. Ia mengaku tidak menerima laporan rinci soal kasus Pasar Turi dari anak buahnya, karena itu awalnya membantah.
"Ya, seperti itu. Makanya belajar dari kasus Risma, saya ingin lakukan pembenahan internal," imbuh jenderal bintang dua itu.
Yang paling ingin ia benahi ialah di lingkaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus).
"Tipikor (tindak pidana korupsi) akan saya kuatkan. Juga perkara terkait cyber crime dan narkoba. Tiga itu prioritas," tuturnya.
Untuk pembenahan itu, Anton menyebut beberapa cara, di antaranya dengan menarik sejumlah penyidik cakap di Polres untuk membantu melakukan penyidikan kasus-kasus yang ditangani Polda.
"Kita adu sekalian, mana yang lebih hebat, penyidik Polda apa Polres. Kalau penyidik Polres lebih hebat, kita tarik dia ke Polda, yang penyidik Polda kita turunkan ke Polres. Biar malu Polda," imbuhnya.
Dengan cara itu, lanjut Anton, ia berharap tim-tim Polda di bawah sejalan dengan visi dan misinya.
"Karena direktorat-direktorat dan penyidik itu kan teamwork. Apa artinya Kapolda kalau tim saya tidak sejalan. Jadi belajar dari kemarin (Risma), saya akan lakukan pembenahan internal, sehingga semua tunggakan kasus segera selesai. Biar tidak ada hutang Polda ke masyarakat," kata Anton. (one)
Risma: Jerman Sumbang Rp1,5 Triliun untuk Bangun Trem
Sisanya, akan minta anggaran dari APBN.
