PBNU Minta Buku TK Bermuatan Radikalisme Ditarik

Sumber :
  • VIVA.co.id/Moh Nadlir

VIVA.co.id - Temuan adanya muatan radikalisme di buku pelajaran siswa Taman Kana-kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengundang keprihatinan. Sejumlah pihak mendesak buku-buku tersebut ditarik dari peredaran karena berpotensi menjadi sarana cuci otak agar generasi bangsa mulai tertanam paham radikalisme sejak dini.

“Ini sangat bahaya, sehingga pemerintah harus bertindak cepat. Sisir semua daerah yang ada peredaaran buku itu, dan segera tarik dari peredaaran," kata Ketua PBNU Bidang Pengkaderan, Nusron Wahid, kepada VIVA.co.id, Kamis, 21 Januari 2016.

Mantan Ketua Umum GP Ansor itu meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menarik semua buku pelajaran anak TK atau PAUD yang di dalamnya terdapat konten penyebaran paham radikalisme.

"Pemerintah jangan membiarkan anak-anak kita dirusak pikirannya dengan penyelundupan paham radikalis seperti termuat dalam buku-buku itu,” kata Nusron.

Pemerintah beserta pihak berwajib harus melakukan penyelidikan apakah ada unsur penghasutan dan penyebaran ajaran radikalis yang kecenderungannya membenarkan praktik kekerasan dengan mengatasnamakan jihad.

4 Kartu As Sandiaga Uno Sukses Jadi Pengusaha

Sebab, di dalam buku itu memang terdapat kalimat dan kata-kata yang selama ini identik dengan pemahaman radikal untuk membenarkan terorisme.

Menurutnya, di buku itu seperti yang ditemukan GP Ansor itu ada kalimat-kalimat yang tidak pantas masuk dalam buku pelajaran, terlebih untuk anak-anak TK dan PAUD. Seperti kata ‘gelora hati ke Saudi, bom, sahid di medan jihad, selesai raih bantai Kiai.

"Kemudian ada juga kalimat dan kata-kata 'rela mati bela agama', 'gegana ada dimana', 'bila agama kita dihina kita tiada rela', 'basoka dibawa lari', dan 'kenapa fobi pada agama',” tuturnya.

Nusron menilai, temuan itu memenuhi syarat secara hukum agar penulisnya diperiksa. Tidak boleh yang seperti ini dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja mengingat persoalan terorisme di bangsa ini benar-benar sudah jadi ancaman nyata.

"Apakah kita mau membiarkan anak-anak kita sejak kecil sudah dicekoki paham seperti itu?,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, GP Ansor menemukan buku pelajaran untuk tingkat Taman Kanak-kanak yang berbau unsur radikalisme beredar di Depok, Jawa Barat. Penemuan tersebut berdasarkan adanya laporan orangtua salah satu murid TK yang ada di Depok pada Selasa 19 Januari.

Buku berbau unsur radikalisme itu dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis berjudul 'Anak Islam suka membaca'. Di dalam buku tersebut terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme. Buku tersebut dicetak pertama tahun 1999 kemudian tahun 2015 sudah mencapai cetakan ke 167.

Penerbitnya Pustaka Amanah alamatnya di Jalan Cakra No. 30 Kauman, Solo dengan penulis Murani Musta'in. Menurut informasi yang didapatkan Sekjen GP Ansor Adung Abdurrochman, Murani Musta'in merupakan istri dari  Ayip Syafruddin yang merupakan pimpinan kelompok Laskar Jihad di Solo. (ase)

Din Syamsuddin (kanan)

Din Syamsuddin: Lawan Terorisme Tanggung Jawab Bersama

"Perdamaian dunia seakan menjadi impian yang belum tercapai."

img_title
VIVA.co.id
13 April 2016