Desa Terdampak Abu Bromo Mulai Terserang Penyakit

Sumber :
  • D.A.Pitaloka/VIVA.co.id

VIVA.co.id - Erupsi gunung Bromo berdampak pada warga Desa Taji Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, Jawa Timur. Warga yang terpapar abu vulkanik mengalami gangguan kesehatan saluran pernafasan akibat abu yang banyak beterbangan di udara.

Bromo Erupsi, Bandara Abdulrachman Saleh Ditutup

Warga berharap ada bantuan obat batuk disamping masker untuk mencegah gangguan pernafasan. “Banyak yang batuk dan diare akibat abu Bromo,” kata Supiani, warga Desa Taji, Kamis, 21 Januari 2016. 

Menurutnya, gangguan kesehatan sudah muncul sejak abu turun pada Jumat, 15 Januari 2016 lalu. Sejak saat itu hujan abu nyaris setiap hari turun di sekitar desanya.

Gunung Bromo Semburkan Abu Setinggi Satu Kilometer

Sementara itu, bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) setempat hanya berupa masker dan obat tetes mata. Warga, menurut wanita yang bekerja sebagai petani itu, enggan menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

“Masker rasanya mengganggu, karena panas. Kami lebih suka pakai kacamata atau helm agar terhindar dari abu. Obat tetes mata tidak berfungsi saat ini,” tuturnya.

Status Turun, Kaldera Bromo Dibuka untuk Wisatawan

Secara terpisah, Sekretaris PMI Kabupaten Malang, Aprilianto, menambahkan Desa Taji menjadi wilayah yang paling sering terdampak erupsi Bromo di wilayah Kabupaten Malang. Saat erupsi tahun 2010, gangguan paling banyak juga terasa di Desa Taji.

“Kami sudah sering membagikan masker di Taji karena wilayah itu paling terdampak di antara Kabupaten Malang, jadi sudah langganan,” kata Aprilianto.

Setiap pembagian masker, PMI selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. PMI juga mendata keluhan warga yang terkena dampak erupsi Bromo, seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan sakit mata.

Namun kini, PMI belum mencatat keluhan ISPA yang menonjol. Keluhan diare juga disebut tidak diakibatkan dampak langsung dari erupsi. 

“Kalau diare sepertinya belum ada kaitan, tapi nanti kami akan konsultasi ke Dinkes (Dinas Kesehatan). Sedangkan ISPA terpantau kasuistik dan belum ada laporan menonjol. Semua keluhan akan kami sampaikan ke Dinkes untuk penanganan kesehatan dan obat-obatan,” jelasnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya