Dewan Pers: Lima Jam Pemberitaan Bom Thamrin Kacau

Aksi duka mengutuk serangan bom di Sarinah, Jakarta.
Sumber :
  • Agus Tri
VIVA.co.id
- Anggota Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengungkapkan sempat terjadi kesimpangsiuran informasi saat serangan teror yang terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta, pekan lalu.

Menurut Yosep, hal itu terjadi lantaran banyak media yang berspekulasi terhadap kejadian di lapangan. Akibatnya, informasi yang diterima oleh masyarakat saat itu kacau.

Ia menyebut kekacauan tersebut terjadi hampir di seluruh media massa. Hal itu lantaran media mengambil informasi dari pihak yang tidak akurat.

"Lima jam pertama itu kacau informasi. Ada soal teroris kabur dengan menggunakan sepeda motor, ada soal ledakan di Palmerah," kaya Yosep saat diskusi membahas Teror bom Thamrin, di Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu, 24 Januari 2016.
Jokowi Serukan Kekuatan Islam Perangi Terorisme

Yosep mengatakan ada beberapa media yang tidak melakukan kroscek terhadap informasi yang sebagian besar diperoleh di media sosial. Alhasil, pemberitaan yang belakangan diketahui tidak akurat tersebut, menyebabkan teror di sebagian wilayah Jakarta.
Paus Frasiskus Tak Setuju Kekerasan Disamakan dengan Islam

Menurutnya, hal itu mungkin tidak akan terjadi bila media-media yang memberitakan hal itu menjalankan fungsi konfirmasi.
Terbuka Peluang Ada Sel Baru Teroris Walau Santoso Tewas

Stanley, begitu mantan Komisioner Komnas HAM itu disapa, mengatakan media boleh tidak suka teroris. Tapi dalam pemberitaan harus proporsional dan menggunakan bahasa yang baik. 

"Dewan Pers sudah mengeluarkan pedoman mengenai bagaimana peliputan terorisme. Sudah menjadi kewajiban setiap media untuk memberikan training kepada wartawannya," ujar Stanley. 

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol M Iqbal, menyatakan setelah kejadian, pihak kepolisian mencari media dengan tujuan memberikan informasi yang benar dan menenangkan masyarakat. 

"Setelah lima jam itu, arah pemberitaan sudah mulai membaik. Sehari setelahnya juga, pemberitaan sudah mulai normal," kata Iqbal. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya