Bupati Tuding Pelaku Pembakar Arjuna Pihak Tak Puas

Patung Arjuna di Situ Wanayasa, Purwakarta.
Sumber :
  • Jay Bramena/ VIVA.co.id

VIVA.co.id – Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menduga pembakaran patung Arjuna di area obyek wisata Situ Wanayas dilakukan oleh pihak-pihak yang memusuhinya selama ini. Pasalnya menurut Dedi, pembakaran itu dilakukan tak lama setelah dirinya diberikan Anugerah Budaya dari PWI sebagai kepala daerah yang membangun daerah melalui kebudayaan.

Geger Seorang Ulama Pesohor Kritik Nabi Muhammad

"Kejadiannya lucu, hanya beberapa saat setelah saya mendapatkan Anugerah Budaya sebagai kepala daerah yang membangun daerah melalui kebudayaan dari PWI," kata Dedi di Purwakarta, Kamis 11 Februari 2016.

Dedi mencontohkan soal pihak-pihak  yang sudah memusuhinya dengan menganalogikan kisah pewayangan. Permusuhan dan ketidakpuasan kata dia, lazim terjadi.

Nyamannya Naik Gunung Terbersih di Indonesia

"Kayaknya ada problem permusuhan, sepertinya mereka dari kelompok Astina yang kalah dalam perang Baratayudha antara Astina dan Amarta," kata dia sambil tersenyum.

Namun Dedi memastikan, jika pihak yang melakukan perusakan bukan warga Wanayasa atau warga di sekitar lokasi wisata tersebut. Selama ini kata dia, tidak ada pihak yang mempermaslahkan keberadaan patung Arjuna sejak tujuh tahun silam dibangun.

Tekuk Korea Selatan, Rafael Struick: Ayo Kita ke Paris dan Ciptakan Sejarah Lagi!

Saat ini kasus pembakaran patung Arjuna sedang ditangani pihak Kepolisian Resor Purwakarta.  

"Semuanya diserahkan ke petugas keamanan karena wayang adalah aset kebudayaan Indonesia. Seperti kita tahu juga jika wayang bukan hanya digunakan sipil, tapi wayang juga menjadi lambang di kalangan aparat seperti Pasopati dengan Arjuna dan Kepolisian dengan Kresnanya," lanjut bupati ini.

Perusakan patung pawayangan di Purwakarta bukan kali pertama terjadi. Peristiwa serupa juga berlangsung pada tahun 2012 lalu. Saat itu sekelompok massa merusak sejumlah patung kisah pewayangan antara lain patung Semar, Bima, Yudhistira serta Nakula Sadewa. Disinggung perihal anggapan bahwa patung tersebut dianggap haram, bupati ini punya argumen lain.

"Kalau dasarnya berbicara haram, harus konsisten. Jadi semua patung termasuk di Kepolisian dan TNI juga harus haram juga. Jadi sekali lagi mereka hanya dorna yang kalah dalam perang," kata Dedi.

Jay Bramene/ tvOne Purwakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya