Pembelian Super Tucano Melalui Perdebatan Panjang

Sumber :
  • VIVA.co.id/ Daru Waskita.

VIVA.co.id – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Mahfudz Siddiq, mengungkapkan bahwa sempat terjadi perdebatan panjang di Komisi I saat TNI mengajukan pembelian pesawat latih Super Tucano dari Brasil dua tahun lalu. Pasalnya, produk ini, kata Mahfudz, baru perdana digunakan oleh TNI.

"Renstra Super Tucano cukup panjang dulu perdebatannya. Kenapa enggak pakai Bronco lagi karena Tucano ini baru pertama kali," kata Mahfudz di Dedung DPR, Jakarta, Kamis, 11 Februari 2016.

Mahfudz menjelaskan Komisi I selalu menekankan pentingnya paket lengkap dalam hal pembelian alat utama sistem senjata (alutsista). Artinya, bukan hanya mempertimbangkan soal persenjataan namun juga radar dan aplikasi lengkap lainnya.

"Termasuk radar permukaan karena penting saat penerbangan malam dan spare part," katanya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan bahwa dari sejumlah kunjungan mereka memantau alutsista TNI masih banyak yang tidak memiliki kelengkapan standar.

"Di Tucano, beberapa temuan komisi I, pengadaan pesawat di TNI umumnya yang kurang dalam pengadaan," Mahfudz menambahkan.

Hal tersebut disampaikan Mahfudz menyusul jatuhnya pesawat Super Tocano miliki TNI Angkatan Udara pada Rabu pagi, 10 Februari 2016 yang menewaskan 4 orang termasuk pilot pesawat tersebut. Jatuhnya pesawat terjadi di Kecamatan Blimbing, Malang, Jawa Timur.

"Sesuatu yang mengandung teknologi modern tetap saja ada ruang terjadinya kecelakaan. Saya tidak menyalahkan TNI karena anggarannya cuma bisa segitu. Jadi kuncinya di pemerintah, apakah pemerintah punya komitmen memodernisasi alusita TNI. Ya sudah, kalau TNI mau beli yang lengkap," tegasnya. (ase)
 

Sosok Pilot Pesawat TNI yang Jatuh di Malang
 Ilustrasi bandara.

Ingat Jangan Main Laser di Dekat Bandara

Cahaya laser berakibat fatal terhadap para pilot pesawat.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2016