Begini Cara Etnis Uighur Bergabung ke Kelompok Santoso

Dua anggota Brimob berjaga di depan pintu masuk ruang instalasi forensik tempat terduga teroris diperiksa di Rumah sakit Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (29/2/2016).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar

VIVA.co.id – Dua anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso atau Abu Wardah tewas usai baku tembak dengan kepolisian di Pegunungan Talabosa Kecamatan Lore Utara, Selasa, 15 Maret 2016.

13 Prajurit TNI Pemburu Jaringan Teroris Poso Naik Pangkat Luar Biasa

Dari pemeriksaan terungkap keduanya berasal dari etnis Uighur, China, yang telah bergabung dengan perkiraan setahun bersama Santoso.

Hadirnya sejumlah etnis Uighur China itu, menurut Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi, tak lepas dari kecanggihan informasi dan teknologi.

Pasukan Macan Tutul Kostrad Pemburu Ali Kalora Disambut Mayjen Andi

Selama ini, Santoso kerap melancarkan ajakan lewat internet. “Yang mau berjihad, ayo bergabung bersama kami di sini,” kata Rudy menirukan pernyataan Santoso yang diunggah di jaringan internet.

Menurut Rudy, orang asing asal Uighur bisa sampai ke Indonesia melalui Bangkok, Malaysia, dan masuk ke Indonesia melalui Riau. Dari Riau mereka menuju ke Puncak.

Basri alias Bagong Napi Teroris Kelompok Poso Ikrar Setia pada NKRI

“Di Puncak, ada orang yang menjemput lalu dibawa ke Makassar lalu ke Sulawesi Tengah. Itu keterangan dari orang yang tertangkap di Parigi Moutong. Nah, ini tidak jauh berbeda dengan orang asing yang masih berada di gunung,” katanya.

Sejauh ini, dari pemeriksaan terhadap kedua jenazah, identitas kedua warga asing tersebut diketahui bernama Farouk alias Magalasi dan Nuretin alias Abdul.

Jenazah keduanya masih berada di kamar jenazah RS Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah. Belum ada kepastian soal rencana pemakaman kedua jenazah tersebut.

Di Uighur, kata Rudy, kelompok-kelompok radikal seperti Santoso cs tumbuh subur. Kelompok-kelompok ini akhirnya menyebar ke seluruh dunia dan menyahuti ajakan-ajakan berjihad dari berbagai negara, termasuk di Indonesia.

"Di Uighur itu kelompok-kelompok radikal banyak sekali. Jadi wajar jika mereka bisa datang jauh-jauh ke Indonesia hanya untuk berjihad," ujar Rudy. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya