Uber dan Grab Sepakat Tak Berpolemik

Armada taksi konvensional di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id - Dirjen Perhubungan Darat, Sugihardjo menyayangkan terjadinya demonstrasi anarki yang dilakukan para pengemudi transportasi konvensional, kemarin untuk menolak keberadaan angkutan umum berbasis online.

Naik Uber dari Kasablanka ke Setiabudi, Bayarnya Rp595 Ribu!

"Kami dari Pemerintah dan pihak yang hadir, Organda, Uber, dan Grab Car menyayangkan terjadinya demonstrasi anarki yang menimbulkan korban dan menghambat perjalanan masyarakat," kata Sugihardjo di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu 23 Maret 2016.

Ia memastikan ke depan akan berkomitmen untuk sama-sama menahan diri dan tidak berpolemik membuat suasana tidak kondusif di lapangan.

Ratusan Driver Gojek Sweeping Ojek Pangkalan di Margonda

"Kita cooling down dan berharap tidak terjadi lagi," kata Sugihardjo.

Sebelumnya, ratusan pengemudi taksi konvensional menuntut pemerintah untuk menutup transportasi berbasis aplikasi online seperti Uber, Grab dan yang lainnya.

Gojek Dapat Suntikan Dana Lagi Rp7 Triliun

Meski para sopir melakukan mogok dan demonstrasi, Komisaris PT Blue Bird Tbk, Noni Purnomo menyatakan, aksi para pengemudi bukan keinginan perusahaan. Bahkan, ia tidak merasa terganggu akan kehadiran moda transportasi online tersebut.

Lebih lanjut, meski tak merasa terganggu. Noni menilai selama ini moda transporasi online tidak mentaati ketentuan undang-undang yang berlaku. Sehingga pemerintah harus menyikapinya dengan adil.

Ilustrasi Layanan taksi berbasis aplikasi online, Uber.

Jarak Dekat Bayar Rp595 Ribu, Uber Minta Maaf ke Pelanggan

Uber telah menghukum sopir UberX.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016