Kronologi Tewasnya Penerjun Jogja Air Show 2016

Penerjun Payung di Jogja Air Show 2016.
Sumber :

VIVA.co.id – Meski ajang Pelangi Nusantara Jogja Air Show (JAS) 2016 menelan satu orang korban meninggal dunia, namun tidak seluruh kegiatan dihentikan. Hanya kegiatan terjun payung saja yang dihentikan, sementara cabang yang lain tetap akan berlangsung. Diberitakan sebelumnya, penerjun payung Wika Milati Mulaningtyas (24) mendarat di laut Pantai Depok, dan kemudian meninggal dunia.

Jogja Air Show 2018 Gaet Ribuan Wisatawan

"Kita melakukan evaluasi dan hasilnya untuk kegiatan terjun payung kedua atau pada jam 15.00 WIB sementara dihentikan. Namun kegiatan lainnya tetap berjalan sesuai jadwal yang ada," kata Danlanud Adi Sucipto Marsma TNI Imran Baidirus saat ditemui di Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta, Sabtu 26 Maret 2016.

Menurutnya, untuk pelaksanaan terjun payung pada Minggu 27 Maret 2016 yang merupakan puncak acara JAS 2016 masih dalam proses evaluasi. "Kita evaluasi untuk terjun payung besok MInggu. Tetap jalan atau tidak," tuturnya.

Heboh Manuver Udara Bentuk Lafaz Allah, Ini Kata TNI AU

Imran menjelaskan kondisi cuaca saat kejadia nahas dalam keadaan baik. Korban bersama 44 penerjun yang terbagi menjadi tiga kali lompatan, terjun dari ketinggian 6000 kaki. "Terjun payung tidak ada perlombaan hanya eksebisi," katanya.

Sementara itu Ali Joko Sutanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis mengatakan anggotanya hanya ditempatkan di tiga lokasi yaitu Pantai Parangtritis, Parangkusumo dan Pantai Depok.

Jogja International Air Show 2017 Raih Dua Rekor MURI

"Kita hanya diminta berjaga di pinggir pantai, tidak ada permintaan turut berjaga di tengah laut di sekitar pendaratan. Sehingga ketika korban mendarat di laut dapat segera ditolong," ungkapnya.

Dalam kejadian yang menimpa Wita, kata Ali, dia dan temannya, Henri, langsung menolong ke laut. Sebab saat korban mendarat di laut sudah diketahui oleh petugas SAR. Bahkan saat melepas parasut utama, proses itu diketahui hingga detik-detik korban jatuh ke laut.

"Saya melihat dengan mata kepala sendiri sehingga tidak selang lima menit langsung dilakukan pertolongan kepada korban," ujarnya.

Dia mengatakan evakuasi korban berjalan susah, sebab kondisi laut bergelombang empat meter dan tubuh Wika terlilit tali dan parasut.

"Sekitar 15 menit tubuh korban bisa dilepaskan dari tali dan parasut, kemudian dibawa ke darat. Namun kondisi korban cukup lemah karena saat ditemukan di laut tubuh korban tenggelam dan kaki berada di atas," ucapnya.

Sesampai di bibir pantai, detak jantung korban masih ada dan penangan di serahkan dokter dari panitia JAS 2016.

"Selanjutnya kita tidak mengetahui apakah selamat atau tidak. Namun informasi terakhir korban tidak tertolong," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya