Liput Bencana, 5 Jurnalis Malah Terkurung Longsor

Petugas gabungan menyisir lokasi longsor di areal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumidi Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Bengkulu, Sabtu (30/4/2016).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/David Muharmansyah

VIVA.co.id – Lima orang jurnalis yang bertugas di Bengkulu terjebak material longsor di lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu.

Awalnya kelima jurnalis ini yakni, Heri Supandi (Trans 7), Feri Yustika (ANTV), Nizar (Kompas TV), Hendro Dwirawan (NET TV) dan Rovesca Gramicko (SCTV), hendak meliput lokasi longsor di kawasan itu.

Namun sial, sekira satu kilometer lagi dari posko induk pencarian korban longsor. Material longsor susulan justru meluncur dan menimbun akses jalan mereka.

"Kami bersama 100 orang tim pencarian korban, sudah empat jam tidak bisa bergerak menuju titik pencarian maupun kembali ke posko induk, karena terkepung aliran longsor yang meluncur membawa material batu besar dan pepohonan, akses jalan tertutup," ujar Feri saat dihubungi, Senin petang, 2 Mei 2016.

Saat ini, kondisi mereka yang terjebak dalam kondisi selamat. Yang dikhawatirkan hanya soal logistik. Sebab sejak keberangkatan pada pukul 10.00, tim tidak membawa logistik untuk perjalanan.

Komandan Kodim 0409 Letkol Kav Hendra Setiawan Nuryahya yang ikut terjebak mengaku sudah melakukan komunikasi dengan posko induk untuk meminta bantuan. "Sementara menunggu bantuan dari posko induk, kita terpaksa bertahan di sini sampai bantuan datang," ujarnya.

Bencana longsor di Kabupaten Lebong Bengkulu terjadi pada Kamis pagi, 28 April 2016, sekitar pukul 04.30 WIB. Longsor diperkirakan terjadi akibat hujan deras yang melanda wilayah itu.

Akibatnya struktur tanah menjadi labil dan menghantam pemukiman pekerja di lokasi pembangkit listrik tenaga geotermal. Tak cuma itu, bahkan akibat longsor kebun warga seluas satu hektare juga ikut terkena material longsor.

Sumberdaya Sewatama Dukung Proyek 35 Ribu MW
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi.

Transaksi Bursa Karbon Rp 29,2 Miliar Ternyata Hanya dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, nilai perdagangan bursa karbon atau IDX Carbon Indonesia selama empat hari tembus Rp 29,21 miliar.

img_title
VIVA.co.id
9 Oktober 2023