Keluarga Gadis 'Kandang Bebek' Diajak Tinggal di Pesantren

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, menjenguk keluarga korban pemerkosaan yang tinggal di kandang bebek di Trompo, Asri 2, Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Minggu, 22 Mei 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menawarkan opsi tinggal di pesantren kepada korban perkosaan, NR (14 tahun), dan keluarganya, yang tinggal di kandang bebek di Desa Trompo Asri 2, Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur. Sebab korban diusir warga dari kontrakannya karena hamil.

Pesantren yang ditawarkan Khofifah adalah salah satu pesantren di Malang. "Saya tawarkan opsi, ibu korban dan juga korban tinggal dan membantu di pesantren di Malang. Adiknya korban yang masih kecil juga ikut belajar di pesantren," kata Khofifah saat menjenguk korban di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu, 22 Mei 2016.

Dia menjelaskan, opsi tinggal di pesantren ditawarkan karena korban bukan penduduk asli desa setempat, tapi merupakan pendatang. Karena itu, mereka tidak mudah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.

"Identitas administrasi kependudukan keluarga korban bukan di desa sini," ujar Khofifah.

Karena keterbatasan ekonomi pula, Ketua Umum PP Muslimat NU itu mengira korban kesulitan mendapatkan akses keadilan dan laporannya tidak segera direspons oleh kepolisian.

"Karena korban rupanya sudah melapor, saat usia kehamilannya satu bulan. Cuma tidak segera di-follow up. Maka saya minta segera di-follow up, karena pelakunya ada di desa yang sama, menurut informasi yang saya dapat," kata dia.

Sementara Polisi membantah tidak menangani serius kasus tersebut. Mereka menyatakan telah menangani kasus tersebut secara maksimal.

"Penanganan kasus ini kita lakukan secara maksimal, kita bentuk timsus (tim khusus) atas perintah Pak Kapolres. Jadi kita atensi penuh," kata Kepala Satreskrim Polres Sidoarjo, Ajun Komisaris Polisi Wahyudin Latif, saat dihubungi VIVA.co.id.

Seorang Pemuda Babak Belur Dihajar Massa saat Hendak Perkosa Bocah SD di Tasikmalaya

Wahyudin membantah pelaku pemerkosaan lima orang. Dia juga membantah bahwa tiga dari lima pelaku adalah anak-anak, seperti rumor yang berkembang. Berdasarkan penyelidikan yang dilakukannya, pelakunya dua orang dewasa, S (45) dan U (21).

"Pelakunya dua orang dewasa. Saya malah tidak tahu kalau ada anak-anaknya," jelas dia.

Ketua DPRD Solok Bantah Memperkosa ART, Ngaku Difitnah dan Diperas Ayah Korban
Ilustrasi pemerkosaan

Perkosa Pacar Sambil Merekam Buat Mengancam, Seorang Pemuda Dicokok Polisi

Kronologi terjadinya kasus pemerkosaan, berawal ketika pelaku Sr (19) mengajak Korban NS yang tak lain pacar pelaku, untuk menikmati malam mingguan.

img_title
VIVA.co.id
23 Maret 2024