Bulan Ramadan Waktu yang Tepat Santoso Menyerah

Santoso alias Abu Wardah saat masih hidup bersama anggotanya di pedalaman hutan Sulawesi.
Sumber :

VIVA.co.id – Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah, diimbau untuk menyerahkan diri kepada aparat keamanan. Pengamat Intelijen, Ridlwan Habib menilai, bulan Ramadan ini merupakan waktu yang tepat bagi Santoso dan pengikutnya menyerahkan diri.

Puasa Tak Halangi Tim Operasi Tinombala Buru Santoso

"Saya kira, begitu lebih baik ya. Lagipula, dukungan bagi kelompok ini dari luar Poso, sudah tidak ada," kata Ridlwan Habib, Selasa 7 Juni 2016.

Menurut Ridlwan, kelompok Santoso sudah membuat risalah berjudul 'MIT Yang Terlupakan'. Isinya berupa kekecewaan kelompok Santoso, karena tidak didukung kelompok pro ISIS di Indonesia. Santoso kecewa, karena kelompok pro ISIS di Indonesia, justru fokus pada Suriah.

Sulut Paling Rawan Jadi Jalur Eksodus Abu Sayyaf dan Santoso

"Sementara, mereka mati-matian bertahan hidup di Poso," ujarnya.

Ridlwan menjelaskan, kekuatan kelompok Santoso tinggal 18 orang, dengan area hutan dan bahan makanan yang sangat terbatas. "Sudah tidak mungkin menang melawan 3.500 anggota TNI Polri. Kalau diteruskan, pasti konyol bagi Santoso," ujar analis S2 Kajian Intelijen Universitas Indonesia ini.

TNI Ajak Anggota Teroris Santoso Nyangkul Sawah

Lagipula, Santoso juga punya istri dan anak yang hidup susah di kota Poso. Istri dan anak pertamanya yang bernama Wardah itu justru hidup dengan bantuan Kopassus yang membuatkan warung.

"Sudahlah Santoso, akhiri saja di bulan Ramadan ini. Bertaubat dan kembali ke bumi Poso," ujar Ridlwan.

Dia meyakini, 18 anggota Santoso juga sudah berada dalam kondisi psikologis yang tertekan. "Bulan Puasa bisa menjadi momentum. Akhiri gerilya di Gunung Biru. Kembali ke keluarga dan masyarakat," terangnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya