Wilayahnya Rawan Longsor, Ini Aksi Pemprov Jawa Tengah
- Dwi Royanto/ VIVA.co.id
VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan anggaran untuk santunan warga terdampak bencana longsor yang terjadi di sejumlah daerah. Skema anggaran telah disiapkan melalui dana tanggap darurat.
"Pemerintah sudah siapkan, kita bantu Rp10 juta yang meninggal. Untuk luka berat di rumah sakit kita siapkan Rp7,5 juta. Dananya sudah ada," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa, 21 Juni 2016.
Selain dana wajib dari pemerintah, Ganjar mengaku telah mendapatkan uluran tangan sejumlah pihak, seperti perusahaan yang juga ingin menyalurkan bantuannya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
"Dari luar itu juga banyak yang nyumbang maka kita kumpulkan untuk pasca bencana nanti," beber Politisi PDI Perjuangan itu.
Sejauh ini, pihaknya telah meminta agar seluruh pemerintah kabupaten/kota yang daerahnya terdampak longsor mendata imbas bencana yang terjadi. Mulai jumlah korban, yaitu masyarakat terdampak, meninggal dunia, dan korban luka, serta kerugian materiil yang mereka alami.
"Umpama kalau yang sawah, kita siapkan cadangan benih nasionalnya, kita usulkan, termasuk rehabilitasi dan rekonsiliasi, termasuk masalah relokasi. Kita minta agar semua bisa kita bereskan," katanya.
Terkait jumlah pengungsi, Ganjar mengaku masih menunggu data dari masing-masing daerah. Meskipun dalam dua hari terakhir dia telah mengunjungi sejumlah daerah yang terimbas bencana secara bergiliran.
"Masing-masing belum menyampaikan pada kita. Karena pengungsi itu ada dua jenis, pertama yang betul-betul rumahnya hilang dan warga traumatik tapi rumahnya masih ada, " ujarnya.
Ganjar menjelaskan, untuk daerah yang cukup parah terimbas bencana, akan diambil langkah relokasi. Sejumlah kajian telah dilakukan dengan menggandeng perguruan tinggi seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakata.
"Saya kemarin sudah ketemu sama bu Rektor UGM dan Menko PMK (Puan Maharani). Katanya UGM lagi me-review di beberapa area (Jawa Tengah) terjadi pergeseran geologis. Kalau itu parah dan harus direlokasi maka satu area itu harus dipindah semua. Nanti sistemnya bertahap. Kalau (dananya) enggak mampu, saya akan minta APBN, " beber Ganjar.
Sejauh ini, jumlah korban bencana longsor dan banjir yang melanda 16 daerah di Jawa Tengah telah merenggut korban jiwa mencapai 47 orang, dan 15 korban masih hilang.
Selain korban jiwa, kerusakan infrastruktur, baik rumah, jalan maupun jembatan juga terjadi. Kabupaten yang paling parah terdampak adalah Purworejo. Kondisi terkini di lapangan mendorong Bupati Purworejo Agus Bastian menetapkan masa tanggap darurat selama 30 hari. Tanggap darurat berlaku sejak 19 Juni hingga 18 Juli 2016.
Sebanyak 19 rumah rusak berat dan 41 rumah tertimbun dan tiga jembatan rusak. Ketiga jembatan yang rusak berada di Kecamatan Loning, Mranti dan Caok. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih terus melakukan pendataan di lapangan.