Tri Risma Tersinggung dengan Ucapan Menhub

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma.
Sumber :
  • MZ Abidin/ VIVA (Surabaya)

VIVA.co.id – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma, merasa tersinggung dengan ucapan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Budi sebelumnya menyatakan jika proyek trem yang akan dibangun di Surabaya hanya sebuah nostalgia.

PDIP Terbuka untuk Siapa Saja yang Mau Maju Pilkada Jakarta 2024

Risma mengaku sangat terkejut dengan pernyataan Menhub itu. Menurutnya, rencana untuk membangun jalur trem di Surabaya telah melalui proses pertimbangan yang panjang. Misalnya, dari sisi jumlah, trem dianggap lebih efektif dalam mengangkut penumpang jika dibandingkan bus. 

“Kalau bus itu yang satu rangkaian 50 orang, kalau dua rangkaian maksimal 100 orang. Sedangkan kalau pakai trem kita bisa sesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, pas sepi bisa dipasang dua rangkaian saja. Sedangkan saat ramai bisa sampai lima rangkaian,” kata Risma di
Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat malam, 9 September 2016.

Hakim Saldi Isra: Keterangan 4 Menteri Jokowi Bisa Bantu MK Putuskan Sengketa Pilpres

Alasan lainnya, trem dinilai Risma lebih aman dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Alasannya, jumlah pintu trem lebih banyak jika dibandingkan angkutan transportasi lain
seperti bus.

“Lagipula trem itu juga lebih ramah dengan kaum difabel karena pintunya itu otomatis bisa sekalian jadi jalur untuk kaum difabel naik ke dalam trem,” ujar Risma.

Empat Menteri Jokowi Sudah Hadir di Gedung MK, Siap jadi Saksi Sidang Sengketa Hasil Pilpres

Pertimbangan lainnya adalah pada saat ini sejumlah pelintasan kereta api di Surabaya sudah menggunakan intelligance traffic system (ITS). Dengan sistem itu, maka semua pengendara harus mengutamakan trem jika sedang melintas.

“Jadi kalau ada trem lewat, maka yang lainnya harus berhenti. Misalnya di traffic light Margorejo dan Wonokromo sudah kami pasang itu. Sejak jarak berapa ratus meter kalau ada kereta lewat, maka traffic light-nya itu harus merah,” kata Risma.

Sedangkan alasan lainnya adalah pembangunan jalur trem sudah berdasarkan kajian dari sejumlah profesor di beberapa perguruan tinggi.

“Ada ITS, Unair, ITB, pokoknya ada 6 atau perguruan tinggi. Lah kok bisa disebut nostalgia, dan kok ada ngomong gitu?” ujarnya.

Sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan akan mengkaji ulang pembangunan trem di Surabaya. Bahkan Budi menyebutkan jika proyek trem di Surabaya adalah sebuah nostalgia. “Trem itu kan nostalgia masa lalu, jadi nanti akan kita kaji lagi,” kata Menhub. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya