Korban Tewas Banjir Bandang di Jabar Jadi 10 Orang

Ilustrasi evakuasi banjir
Sumber :
  • Puspen TNI

VIVA.co.id – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan hujan deras di Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat tak hanya mengakibatkan banjir, namun juga longsor.

Paten, Gerak Cepat Jenderal Kopassus Terobos Wilayah Bencana di Garut

Sutopo menjelaskan, banjir bandang setinggi 1,5-2 meter (sebelumnya ditulis 3 meter), terjadi akibat meluapnya Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri.

Banjir tersebut kemudian menggenangi daerah Bayongbong, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, Kabupaten Garut pada pukul 01.00 WIB, Rabu, 21 September 2016.

Banjir Bandang Rusak Jembatan di Garut, Warga Sekampung Terisolir

"Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Garut, terdapat delapan orang tewas, satu orang hilang, empat orang luka berat, 26 orang luka ringan dan ratusan pengungsi," ujar Sutupo  dalam keterangan rilisnya pada VIVA.co.id.

Sementara itu, dalam waktu yang hampir bersamaan terjadi longsor di Desa Cimareme, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Selasa malam pukul 22.00 WIB.

Korban Tertimbun Longsor di Sumedang yang Belum Ditemukan 19 Orang

"Longsor menimbun dua rumah dan dua orang ditemukan tewas, diduga orang tersebut masih tertimbun longsor. Pencarian korban masih dilakukan," kata Sutopo.

Dia menjelaskan, kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan makanan diperlukan untuk penanganan pengungsi.

Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor. Hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017 mendatang.

"La Nina, di-pole mode negatif dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar dari normalnya sehingga dapat memicu banjir dan longsor," ucap Sutopo. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya