Pesawat Hercules yang Jatuh Dibeli dari Australia

Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Danar Dono.

VIVA.co.id - Pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara dengan nomor pesawat A-1334 jatuh menjelang mendarat di Bandara Wamena, Papua, Minggu, 18 Desember 2016. TNI AU menegaskan bahwa pesawat masih layak terbang.

Pesawat Tempur Militer Iran Menimpa Sekolah, Tewaskan 3 Orang

"Pesawat tersebut hasil pembelian dari Australia, masuk jajaran kami Februari kemarin," ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja di Landasan Udara, Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Menurut Hadiyan, sebelum pindah kepemilikan kepada TNI AU, pesawat tersebut telah mendapatkan perawatan perbaikan. Meskipun tidak baru, pesawat tersebut diyakini masih sangat layak terbang.

Enam Penumpang Diperkirakan Tewas Setelah Pesawat Rusia Jatuh

"Sebelum datang ke kita (pesawat masuk ke TNI AU), sudah mendapatkan paket perawatan dan perbaikan. Perbaikan mesin, penguatan airframe, dan sejenisnya. Jadi masih layak," dia menegaskan.

Saat ini, TNI AU masih fokus untuk melakukan investigasi terkait sebab pasti kecelakaan tersebut. Namun, dugaan awal, faktor cuaca menjadi salah satu penyebab.

Keluarga Cerita Kiprah Kapten Mirza yang Pernah Ikut Operasi Militer

"Tim investigasi kami sudah menuju lokasi, mohon bersabar untuk hasil, diduga faktor cuaca karena sebelum kejadian cuaca dilaporkan berawan," kata Hadiyan.

Sebelumnya diberitakan, pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara dengan nomor pesawat A-1334 jatuh di Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Minggu pagi, 18 Desember 2016. Pesawat yang membawa 12 kru pesawat dan 1 penumpang dinas ini sebelumnya dalam misi perjalanan dari Timika menuju Wamena.

Pesawat berangkat dari Timika menuju Wamena pukul 05.35 WIT, dan direncanakan tiba di Wamena pukul 06.13 WIT. Pesawat sempat mengontak tower di Wamena pukul 06.02 WIT, dan menyampaikan segera mendarat di ujung runway 15.

Namun, karena ujung runway 15 di Wamena kurang baik, tower mengubah pendaratan pesawat di runway 33.

Pada 06.08 WIT, petugas tower Wamena secara manual sempat melihat pesawat akan mendarat. Petugas tower kemudian berusaha kembali mengontak pesawat pada 06.09 WIT untuk memastikan pendaratan, tapi sudah tidak ada jawaban atau lost contact.

Berikut nama-nama kru pesawat tersebut:

1. Mayor Mario A Kawer, instruktur penerbangan.
2. Kapten J. Hotian F. Saragih, penerbangan BR.
3. Lettu Hanggo Fitradhi, penerbangan II.
4. Lettu Fajar Prayogo Navigator I.
5. Peltu Lukman Hakim, juru radio udara.
6. Peltu Suyata, juru mesin udara I.
7. Peltu, Khusen, juru mesin udara II.
8. Serma Khodori, juru mesin udara II.
9. Peltu Agung, load master II.
10. Serma Fatoni, load master I.
11. Serda Suyanto, Extra Crew.
12. Peltu Agung, Tri W, load master I.

Satu penumpang dinas dari Lanud Abdurahman Saleh, Malang.

13. Kapten Rino.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya