Catatan Terorisme Sepanjang 2017

Suasana Halte Kampung Melayu pasca ledakan bom, Kamis (25/5/2017). Akibat ledakan bom bunuh diri ini 16 orang menjadi korban.
Sumber :
  • REUTERS / Darren Whiteside

VIVA – Aksi terorisme di Indonesia selalu bermunculan setiap tahun. Begitu pun pada 2017, meski intensitasnya tak sebanyak pada 2016.

Top News: AHY Wanti-wanti Prabowo, Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum

Namun, ragam aksi teror yang terjadi membuktikan bahwa terorisme telah menjadi masalah penting dan menuntut perhatian terus-menerus.

Laporan polisi, setidaknya sepanjang 2015 hingga Juni 2017, total ada 336 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus terorisme.

Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto

Lalu apa saja, ragam isu yang berkaitan dengan terorisme di Indonesia sepanjang 2017. Simak rangkuman peristiwa berikut:

Bom Cicendo Bandung

Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia

Mabes Polri menggelar keterangan pers terkait identitas pelaku bom  di Taman Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat.

Akhir Februari 2017, sebuah bom meledak di Taman Pandawa kawasan Cicendo Kota Bandung sekira pukul 09.00 WIB.

Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun bom yang dirakit dalam panci itu membuat histeris. Pelaku pun tewas ditembak senjata polisi.

Bagaimana runut kejadian ini, simak tautan berikut.

Bom Kampung Melayu

Halte TransJakarta Kampung Melayu direnovasi usai ledakan bom bunuh diri.

Akhir Mei 2017, sekira pukul 21.00 WIB sebuah bom berdaya ledak tinggi meledak sebanyak dua kali di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Sebanyak 16 orang menjadi korban dengan lima di antaranya adalah polisi yang meninggal dunia. Lalu, setidaknya 31 orang kemudian ditetapkan sebagai tersangka dari kasus ini.

Bagaimana lengkapnya informasi soal teror bom di Kampung Melayu ini, simak tautan berikut.

Penyerangan Polda Sumut

Personel kepolisian mengangkat peti jenazah almarhum Aiptu Martua Sigalingging, korban serangan teroris di Mapolda Sumut, 25 Juni 2017.

Pagi menjelang salat Idul Fitri, markas Polda Sumatera Utara diserang dua anggota teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah.

Seorang polisi tewas dengan luka bacok parah, sedangkan satu dari dua pelaku tewas dengan peluru. Peristiwa ini membuat geger publik, lantaran teror ini terjadi hanya beberapa jam sebelum salat Idul Fitri.

Bagaimana laporannya, simak tautan berikut.

Penusukan Polisi di Masjid Falatehan

Pelaku penyerangan polisi di kawasan Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.

Lima hari berselang usai penyerangan di Polda Sumut, dua anggota Brimob yang sedang menunaikan salat Isya di Masjid Falatehan kawasan Blok M Jakarta Selatan nyaris tewas ditusuk Mulyadi.

Pria 27 tahun yang akhirnya tewas ditembak itu terinspirasi ISIS dan nekat menyerang polisi dengan sangkur.

Simak laporannya di tautan berikut.

Indonesia Blokir Telegram

Telegram.

Bulan Juli, pemerintah Indonesia resmi mengumumkan pemblokiran terhadap aplikasi Telegram, setelah sejak 2016 menyampaikan peringatan.

Pemblokiran aplikasi yang sedang populer itu pun menuai pro dan kontra. Namun belakangan, Chief Executive Officer (CEO) Telegram Pavel Durov akhirnya merespons tekanan Indonesia dan berjanji menyaring konten yang berkaitan dengan terorisme.

Simak laporan pemblokiran telegram di tautan berikut.

Vonis Teroris Perempuan Pertama

Dian Yulia Novi (kedua dari kiri) dan suaminya Muhammad Nur Solihin (tengah) dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur

Dian Yulia Novi, perempuan pertama asal Indonesia yang tertangkap hendak melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Negara, menerima vonis penjara 7,5 tahun.

Ia sebelumnya tertangkap pada 11 Desember 2016, bersama barang bukti berupa bom panci siap ledak di rumah indekos di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

"Jihad adalah kewajiban buat semua muslim. Saya tidak bergabung dengan grup apa pun. Cuma melihat saja (jejaring sosial) dan menjadi termotivasi," ujar Dian Yulia dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.

Bagaimana kisahnya, simak tautan berikut.

Pengakuan Mengejutkan Simpatisan ISIS

Sebanyak 18 warga negara Indonesia berhasil dievakuasi dari Suriah dalam pelarian mereka dari kelompok ISIS.

Para WNI yang telah hilang sejak beberapa tahun ini adalah mantan simpatisan ISIS dan mengklaim bertobat. Badan Nasional Penanggulangan Teroris mengunggah pengakuan mengejutkan dari mereka.

Selain mengharukan, pengakuan itu membuka mata publik bahwa ISIS tak sebaik yang dikira. Bagaimana kisah mereka, simak di laporan berikut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya