- ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
VIVA – Lembaga pemasyarakatan atau lapas khusus untuk narapidana kasus narkoba yang terkategori kelas berat segera dioperasikan. Gedung lapas dengan sistem pengamanan ekstra ketat itu dibangun di kompleks Lapas Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah.
Direktorat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menargetkan penjara khusus di Lapas Batu itu dapat dioperasikan pada tahun 2018.
"Secepatnya, tahun ini, akan dioperasionalkan seperti Lapas Batu NK (Nusakambangan)," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Ade Kusmanto, kepada VIVA pada Rabu, 17 Januari 2018.
Mereka yang dimasukkan ke lapas itu, lanjut Ade, berkategori narapidana yang berpotensi mengulangi tindak pidananya atau termasuk bandar jaringan internasional. Satu sel hanya dihuni seorang napi dengan sistem pengamanan sangat ketat sehingga tak seorang pun napi dapat berkomunikasi langsung dengan petugas maupun antarnapi.
Sipir yang ditugaskan di lapas itu adalah petugas pilihan yang telah lulus seleksi ketat. "Petugasnya sudah di-assesment dan terpilih berintegritas," ujar Ade.
Putus Jaringan
Lapas khusus itu adalah bagian dari upaya aparat memutus rantai peredaran narkotika yang dikendalikan dari dalam lapas. Kebijakan itu menyusul peristiwa penggagalan upaya penyelundupan 1,2 juta butir pil ekstasi dari Belanda pada Juli 2017, yang kemudian terungkap ada seorang napi di Lapas Batu, Nusakambangan, masih aktif mengendalikan peredaran narkoba.
Kategori narapidana yang ditempatkan di lapas itu ialah napi yang dianggap berbahaya dan mempunyai jaringan internasional. Teknologi yang digunakan juga akan disesuaikan untuk meningkatkan sistem pengawasan dan pengamanan.
Konsep dasar lapas khusus itu sebenarnya tak hanya pengamanan superketat, melainkan juga memungkinkan pembinaan yang efektif. Tujuannya agar para narapidana tak lagi berbuat kejahatan selepas mereka selesai menjalani hukuman kelak. (ren)
