Genjot Elektabilitas, Khofifah Diminta Maksimalkan Emil

Pasangan calon gubernur-wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, malam mingguan bersama ratusan muda-mudi di Surabaya pada Sabtu malam, 18 Maret 2018.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA - Tren elektabilitas Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak dianggap terus meningkat. Situasi tersebut membuat pasangan nomor urut satu itu memiliki potensi unggul dibanding kompetitornya, Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno.

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

"Bu Khofifah potensi terus naiknya sangat besar. Itu perlu dipertahankan kalau bisa ditingkatkan," kata Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair), Fahrul Muzzaki, Senin, 12 Maret 2018.

Fahrul mengatakan, Khoffiah bisa menggejot elektabilitas dengan memaksimalkan suara dari Emil. Bupati Trenggalek nonaktif itu dinilai pasangan yang tepat untuk mendulang suara di sejumlah wilayah.

Khofifah: Alumni UNAIR Harus Tingkatkan Kualitas SDM untuk Bangun Indonesia

"Sekarang yang perlu digenjot wakil dari pasangan calon. Celah itu bisa dimanfaatkan Pak Emil untuk memaksimalkan elektabilitasnya," katanya.

Tidak berbeda, Peneliti The Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menilai pasangan Khofifah-Emil terus mengejar pasangan Gus Ipul-Puti. Kontribusi Emil Dardak di sejumlah wilayah memberi dampak suara terhadap pasangan ini.

Airlangga Tugaskan RK Maju Pilkada Jakarta, Bobby di Sumut dan Khofifah Jatim

"Sisi zonasi faktor-faktor politik masa lalu akan mempengaruhi pilihan Khofifah. Begitu juga dari sisi wakil kontribusinya mempengaruhi. Tingkat keterpilihannya lebih ke personal. Karena pertarungan personal," tutur Arya.

Arya menilai ada kerapuhan dari kader atau simpatisan partai Gus Ipul dan Puti. Sementara di lain sisi, dukungan mesin partai Khofifah-Emil semakin solid.

"Pemilih ini otonom. Bisa saja mereka punya pilihan berbeda dengan dukungan partai mereka. Dalam banyak pilkada. Pemilih partai politik tidak linier dengan usungan partai. Karena pemilu kan otonomi punya metode sendiri punya penilaian sendiri. Bila terjadi posisi itu. Partai tidak punya kuasa 100 persen untuk menentukan pilihan, kader, simpatisan," katanya.

Sementara, Khofifah yang memiliki label Nahdlatul Ulama disebut akan terus memengaruhi pilihan kader partai. Kemudian, Puti Guntur Soekarno yang bukan warga Jawa Timur tidak memberi pengaruh elektabilitas.

"Puti diimpor dari Jawa Barat. Karena itu tidak mengakar di Jawa Timur. Sementara PKB tidak begitu optimal karena basisnya lari ke Khofifah. Kalau Khofifah ambil suara PKB itu akan membantu Khofifah," tuturnya.

Pilkada Jatim diikuti dua pasangan calon yaitu Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistyanto Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno. Khofifah-Emil didukung oleh Partai Demokrat, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, dan PAN. Sedangkan Gus Ipul Puti, didukung PDIP, PKB, Partai Gerindra, dan PKS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya