Airlangga Maklum Prabowo Serang Elite

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rifki Arsilan

VIVA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku tidak tahu elite politik mana yang dimaksud Prabowo Subianto dalam kritikannya. Namun, ia memaklumi apa yang dilakukan ketua umum Partai Gerindra itu.

Gibran Bantah Presiden Jokowi Gabung Golkar

"Ya namanya orang mau kampanye, apa juga dipakai," ujar Airlangga, di Istana Negara, Jakarta, Senin, 2 April 2018.

Airlangga menuturkan, saat ini justru kinerja elite politik yang ada di pemerintahan jauh lebih baik. Seperti perekonomian yang terus meningkat saat ini hingga posisi 16 dunia.

Survei di Atas 50 Persen, Elite Golkar Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jabar Ketimbang Jakarta

"Itu kan dalam tanda petik 'progres'," lanjut Airlangga.

Baca juga: Bela Fadli Zon, Fahri Ikut Bicara Pemimpin Planga-plongo

Airlangga Respons PDIP: Jokowi-Gibran Masuk Keluarga Besar Golkar, Tinggal Formalitasnya Saja

Menteri Perindustrian itu juga mengatakan, saat ini ekonomi Indonesia juga rata-rata di atas 5 persen. "Kalau kita lihat negara-negara lain pada saat mengalami booming bonus demografi rata-rata di angka kisaran seperti itu," katanya.

Airlangga juga menilai, hampir semua indikator menunjukkan angka positif. "Artinya semua, dari segi neraca, dari segi pertumbuhan, dari segi employment trennya positif," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, melakukan safari politiknya di Kota Depok, Jawa Barat, Minggu, 1 April 2018. Prabowo bertemu langsung ribuan kader dan simpatisannya dengan menyampaikan orasi yang cukup menohok untuk pemerintah.

"Apa arti demokrasi, politik, kalau kita buka buku fakultas politik ada definisi arti politik yakni kehendak memperbaiki kehidupan masyarakat. Bagi saya kalau kita harus memilih kepentingan rakyat dan bangsa asing tidak boleh netral, tidak ada netral, kita harus berpihak pada bangsa kita sendiri," katanya di Hotel Bumi Wiyata, Depok.

Lebih lanjut Prabowo mengatakan setelah sekian puluh tahun Indonesia merdeka, nyatanya kekayaan alam tidak tinggal di bangsa sendiri. "Kita bangsa kurang waspada, terutama elit kita, terus terang saja minta ampun deh, gue udah kapok sama elit Indonesia. Ya, saya juga elit, saya elit yang sudah tobat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya