Logo BBC

Suharto Dibenci, Suharto Dirindukan

Raja Norodom Sihanouk (kanan) bersama Presiden Suharto di Jakarta beberapa waktu lampau semasa mereka hidup.
Raja Norodom Sihanouk (kanan) bersama Presiden Suharto di Jakarta beberapa waktu lampau semasa mereka hidup.
Sumber :
  • REUTERS/Enny Nuraheni/Files

Dua puluh tahun sesudah reformasi, dua puluh tahun sudah Suharto jatuh: sosok yang oleh sebagian dicerca sebagai penyebab keterpurukan negeri dan pelanggaran HAM, sementara sebagian lagi menganggapnya sosok yang membawa stabilitas dan kepastian yang kini dirindukan.

Ketika situasi politik nasional makin memanas, yang ditandai perlawanan terhadap rezim Suharto oleh kelompok mahasiswa dan kelompok oposisi pada 1998, pemuda kelahiran 1974 ini berada di pusat perubahan.

Savic Ali, nama mahasiswa ini, bersama aktivis mahasiswa 1998 dan kelompok oposisi lainnya, memilih berada di depan, menentang kekuasaan Suharto hingga akhirnya menumbangkannya.

"Saya pertama kali aktif sebelum Forum Kota (Forkot) terbentuk, hingga terlibat demonstrasi-demonstrasi besar seperti pendudukan DPR dan setelah Suharto jatuh," Savic mengingat lagi peristiwa 20 tahun silam saat berstatus aktivis mahasiswa.

Dua puluh tahun kemudian, Savic terlibat lebih jauh dalam aktivitas mengkampanyekan nilai-nilai Islam moderat untuk menangkis penyebaran nilai-nilai anti toleran dan paham kekerasan yang menyebar melalui media online.

Tiga media online yang dipimpinnya, NU online,NUtizen dan Islami.co, merupakan salah-satu pionir yang terus mengkampanyekan Islam moderat.

` Saat ini kita memiliki kebebasan `

"Secara umum saya masih bersyukur dengan Indonesia hari ini," kata Savic ketika ditanya apa yang membedakan Indonesia saat ini dengan situasi ketika Suharto menjadi presiden.

"Karena, kita memiliki kebebasan yang tidak kita miliki saat itu." Dia secara terus terang menyebut Indonesia saat itu adalah negara totaliter. "Ibaratnya kita mau melakukan sesuatu, bisa dianggap salah dan ditangkap oleh negara."

Dia memberikan contoh nasib tapol 1965 yang "dipenjara tanpa pengadilan." Sebuah kenyataan yang tak lagi terlihat di masa sekarang, katanya menekankan.

Secara simbolis, dia mengibaratkan unjuk rasa mahasiswa yang dulu dihadang dihadan aparat TNI dengan senjata lengkapnya. "Sekarang orang bebas demo tanpa dihadang TNI."