Khofifah dan Gus Ipul, Duel Darah Biru NU di Pilkada Jatim

Debat kandidat cagub cawagub Pilkada Jatim 2018.
Sumber :
  • VIVA/Rahmat Noto

VIVA – Pilkada serentak tahun 2018 dimulai. Ada 17 provinsi, 39 kota, 115 kabupaten dari total 171 daerah menggelar hajatan pilkada, bersiap memilih pemimpin baru bagi daerahnya. Salah satunya adalah Provinsi Jawa Timur, yang tahun ini akan memilih gubernur dan wakil gubernur anyar.

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Ada dua pasang calon yang akan berebut suara rakyat Jatim, memimpin wilayah seluas 47.922 km² terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota, yang terbentang di wilayah timur Pulau Jawa ini.

Di Pilkada Jatim 2018, menghadirkan dua pasangan calon yang bertarung pada hari ini, Rabu, 27 Juni 2018. Pasangan nomor urut 1 adalah Khofifah Indarparawansa-Emil Elestianto Dardak. Dan, pasangan nomor urut 2, Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno.

Khofifah: Alumni UNAIR Harus Tingkatkan Kualitas SDM untuk Bangun Indonesia

Berdasarkan data nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait daftar pemilih tetap Pilkada Jatim 2018 berjumlah 30.155.717 pemilih, ditambah pemilih difabel berjumlah 323.219. Jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) tersebar di 38 kabupaten/kota berjumlah 67.644.

Dari gelanggang pilkada, kedua pasangan calon ini sama-sama memiliki basis massa yang sama, yakni sama-sama dari kaum Nahdliyyin (Nahdlatul Ulama). Khofifah-Emil diusung koalisi 7 partai politik, yaitu Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Nasdem, Hanura, dan PKPI.

Gus Ipul Sarankan PKB Sowan ke Rais Aam dan Ketum PBNU: Minta Nasihat Gitu

Khofifah yang juga Menteri Sosial di Kabinet Kerja Jokowi-JK, merupakan Ketua Umum Muslimat NU empat periode. Dan, wakilnya, Emil Dardak merupakan Bupati Trenggalek, yang juga kader NU.

Sementara Gus Ipul-Puti diusung koalisi 4 partai politik, yakni PDIP, Gerindra, PKS dan PKB. Di sisi lain, Gus Ipul merupakan calon petahana, dua kali menjabat Wakil Gubernur mendampingi Gubernur Soekarwo, dan menjabat Ketua PBNU di bawah kepemimpinan KH Said Aqil Siraj.

Sedangkan, Puti Guntur merupakan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP daerah pemilihan Jawa Barat X, yang meliput Ciamis, Kuningan dan Kota Banjar. Puti menggantikan Abdullah Azwar Anas mendampingi Gus Ipul di Pilkada Jatim 2018, yang mundur usai diterpa skandal foto panas.

Selama masa kampanye, masing-masing calon sering melontarkan sindiran satu sama lain. Seperti saat debat publik perdana di Surabaya, Selasa, 10 April 2018 lalu, Khofifah menyindir Gus Ipul yang juga Wagub Jatim, terkait tingginya ketimpangan kemiskinan di Jatim, padahal pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata nasional.

"Jawa Timur pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata nasional, ekspornya tertinggi dari seluruh provinsi, penerimaan dari migas kedua tertinggi setelah Riau. Dari pertumbuhan tinggi, ada PR. Jantung republik ini ada di Jatim, ketimpangan kemiskinan tidak boleh tidak cepat diatasi. Angka kemiskinan di Jawa Timur menggelembung di pedesaan," ungkap Khofifah.

Tak hanya itu, Khofifah juga mengkritik program unggulan Gus Ipul yang diberi nama 'Satria Madura'. Yakni program memberikan anggaran Rp1 triliun uang untuk Pulau Madura. Menurut Khofifah, angka tersebut masih terlalu kecil untuk pembangunan di Pulau Garam tersebut.

Khofifah menghitung dana yang semestinya digelontorkan Pemprov Jatim untuk pembangunan di Pulau Madura itu minimal Rp1,6 triliun. Ia mengaku sudah pada proses melakukan hitung-hitungan tidak sekadar perencanaan.

Di sisi lainnya, Gus Ipul-Puti tak kalah sengit. Gus Ipul menyindir kehadiran Khofifah di acara Rapat Koordinasi Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) se-Jatim. Padahal, Khofifah bukan lagi menjabat sebagai menteri Sosial melainkan calon Gubernur Jatim.

Gus Ipul meminta seluruh pendamping PKH agar tetap bekerja amanah. Karena program PKH dibuat Presiden Joko Widodo, bukan oleh personal seorang. Untuk itu, tidak boleh disalahgunakan apalagi guna kepentingan politik.

"Itu program pemerintah bukan orang per orang. Tidak boleh ditunggangi untuk kepentingan politik," kata Gus Ipul di Sidoarjo, Sabtu, 28 April 2018. "Kita perlu mengawasi PKH bersama Bawaslu, polisi, kejaksaan, dan masyarakat umum,"

Khofifah-Emil Unggul


Berdasarkan hitung-hitungan lembaga survei, Pilkada Jatim 2018 ini akan berlangsung sengit. Masing-masing calon dan tim suksesnya, terus memaksimalkan semua potensi menit-menit terakhir hari pencoblosan.

Namun, dari hasil survei Poltracking terbaru yang dilakukan pada 18-22 Juni 2018, memenangkan pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, dalam Pilkada Jawa Timur. Dari hasil survei yang dilakukan, pasangan Khofifah-Emil meraih 51,8 persen.

Sementara pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno sebesar 43,5 persen. Sementara yang belum menentukan pilihan sebesar 4,7 persen.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan survei ini sangat kuat karena baru dilakukan hari kemarin. Proses pengumpulan dan analisa datanya, baru selesai pada Jumat malam, 22 Juni 2018.

Selain itu, data juga lebih akurat karena responden yang diambil adalah mereka yang memiliki hak suara dan sudah pasti mencoblos. "Sampel kami itu berdasarkan DPT (Daftar Pemilih Tetap)," kata Hanta, dalam pemaparan survei di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta, Sabtu, 23 Juni 2018.

Survei ini dianggap lebih kuat, karena dilakukan di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur. Ada 1.200 responden dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur. Sementara margin of error dari pasangan ini adalah 2,8 persen.

Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak juga disebut masih unggul di Pilkada Jawa Timur seperti tergambar dalam survei yang dirilis oleh Saiful Mujani Research & Consulting atau SMRC.

Pasangan itu memperoleh elektabilitas 48,5 persen diikuti penantangnya Saifullah Yusuf–Puti Guntur Soekarno yang mendapat dukungan 40,8 persen.

Survei yang digelar pada 21-29 Mei 2018 ini, mewawancarai sebanyak 820 responden terkait pilihannya di Pilkada Jawa Timur. Menggunakan sampel multistage random sampling, kemungkinan pemilih masih bisa mengubah pilihannya berada di angka 29 persen. Adapun dari 11 daerah pemilihan yang ada, 8 di antaranya dimenangkan oleh pasangan Khofifah-Emil Dardak.

"Tapi masih besar kemungkinan (pemilih) mengubah pilihan," kata Peneliti SMRC Sirojuddin Abbas saat menyampaikan keterangan pers di kantornya kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Juni 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya