Cerita Ketum PPP Romahurmuziy Berguru ke Mahathir Mohamad

PM Malaysia Mahathir Mohamad dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy
Sumber :
  • Dokumen PPP

VIVA – Kunjungan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad ke Indonesia menyedot perhatian bagi insan di Tanah Air. Kedatangan Mahathir ke Indonesia dimanfaatkan oleh kalangan pebisnis dan politikus untuk mendengar paparan pria berusia 92 tahun itu dalam mengelola negara. 

PM Malaysia Muhyiddin Yassin Mengundurkan Diri, Siapa Penggantinya?

Sebelum Mahathir pulang ke Malaysia, Jumat sore 29 Juni 2018, Mahathir menjadi pembicara dalam forum Indonesia Malaysia Business Council (IMBC) di Grand Hyatt, Jakarta.

Dalam forum tersebut dipandu Chairman IMBC, Tanri Abeng itu, Mahathir menyampaikan beberapa pokok pemikirannya di hadapan 20-an tokoh politik dan bisnis nasional. 

Mahathir Mohamad: Negara Israel Dibentuk dari Tanah Palestina

Beberapa tokoh yang hadir dalam forum tersebut di antaranya Ketua MPR Zulkifli hasan, Menteri Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Jalil dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, para pengusaha nasional misalnya dari Sinar Mas dan pengusaha Abdul Latif. Dari tokoh politik, salah satunya yang hadir yakni dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy.

Respons hadirin forum tersebut mengaku mendapatkan pengalaman berharga dari pemaparan pemimpin Malaysia yang akrab disapa Dr. M tersebut. 

Mahathir Mohamad Dipecat Partainya Sendiri

Romahurmuziy merasakan hal tersebut. Dia terkesan dengan Mahathir yang sudah menginjak 92 tahun tapi masih punya komitmen tinggi membangun negeri.

"Beliau masih lantang dan jernih bicara tentang national interest, menguatnya proteksionisme, masa depan industri sawit, pengalaman currency board system dan lain-lain," kata Romahurmuziy, dalam keterangannya, Jumat 29 Juni 2018. 

Anggota Komisi Keuangan DPR ini mengatakan, dalam forum IMBC, Mahathir juga punya gagasan agar pengusaha Malaysia dan Indonesia melakukan langkah kunci untuk kemajuan negeri. 

Mahathir mengajak kepada para industrialis Malaysia dan Indonesia untuk melakukan pendalaman penguasaan teknologi dan manufaktur sebagai kunci kemajuan bangsa. 

"Alhamdulilah saya sempat berguru langsung kepada negarawan senior," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya