VIVA – Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan pascakemerdekaan Republik Indonesia 73 tahun lalu, negara Indonesia sudah terus-menerus mengalami kemajuan di segala bidang. Di bidang politik, kata ARB, tingkat kedewasaan politik masyarakat Indonesia terus berkembang ke arah yang lebih baik. Terlebih lagi di tahun-tahun politik saat ini.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu meyakini, seluruh elemen masyarakat, mulai dari elite partai politik hingga para calon presiden dan calon wakil presiden yang akan bertarung pada Pilpres mendatang dapat menjaga suasana politik dengan baik.
Keyakinan ARB itu muncul karena para pimpinan partai politik dan seluruh elemen penyelenggara Pemilu menurutnya sudah berpengalaman menghadapi situasi sulit di tahun-tahun politik seperti saat ini.
"Harapan saya semua damai, proses politik menjelang Pemilu biasa saja, bukan proses yang luar biasa, proses yang biasa yang sudah kita hadapi berkali-kali. Dan pada periode yang lalu kita melihat tidak ada masalah. Saya harapkan pada periode mendatang pun tidak ada masalah," kata Aburizal Bakrie usai menghadiri upacara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 yang diselenggarakan keluarga besar Bakrie Group di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 17 Agustus 2018.
Ia mengatakan, proses demokrasi politik di Indonesia tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dia mengharapkan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dapat andil menjaga suasana damai pada tahun politik.
"Karena itu akan bisa tercapai kalau segala proses demokrasi ini berjalan dengan baik dan seluruh rakyat memberikan dukungan kepada pemimpin yang sekarang maupun pemimpin yang akan datang. Kita harus berjuang bersama-sama bersatu agar Indonesia menjadi lebih baik ke depan," ujar ARB. (ren)
Pakar Ragukan Ide Presidential Club Prabowo: Ada Tembok Tebal yang Susah Diterabas
Menurut pakar politik, ide Prabowo soal Presidential Club sebenarnya bagus tapi utopis karena dinilai jadi sesuatu yang mustahil.
