Golkar Buka-bukaan Kecewa dan Tak Solid Dukung Jokowi-Ma’ruf

Anggota Dewan Pembina Partai Golkar Fadel Muhammad saat di kampus Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, pada Selasa, 21 Agustus 2018.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Sembilan partai koalisi telah sepakat mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam pemilu tahun 2019. Mereka, antara lain Partai Golkar, PDIP, Partai Nasdem, Partai Hanura, PKB, PPP, PSI, Perindo, dan PKPI.

Survei di Atas 50 Persen, Elite Golkar Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jabar Ketimbang Jakarta

Meski telah mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, dukungan itu tidak solid. Partai Golkar buka-bukaan dan berterus terang kecewa karena Jokowi memilih Ma'ruf Amin ketimbang Airlangga Hartarto, sang ketua umum.

"Saya kira dinamika politik terkini yang pertama di Golkar. Golkar telah menentukan ke Jokowi. Kita sebenarnya mengharapkan dan berusaha agar (Ketua Umum) Golkar diambil (dipilih) jadi wapres (oleh Jokowi),” kata Dewan Pembina Partai Golkar Fadel Muhammad di Malang, Jawa Timur, pada Selasa, 21 Agustus 2018.

Airlangga Respons PDIP: Jokowi-Gibran Masuk Keluarga Besar Golkar, Tinggal Formalitasnya Saja

"Kita sudah bikin gerakan besar-besaran ke seluruh Indonesia, ongkosnya mahal, supaya ketua Golkar yang diambil. Tapi tidak, ternyata kita kecewa. Saya sebagai Dewan Pembina Golkar dan selama ini kita di DPR sudah mati-matian bela Jokowi, kita bela PDIP, saya berani bantah-bantahan soal ini," katanya.

Tidak semua elite Golkar, katanya, sepakat mendukung Jokowi pada 2019. Alasan utama adalah faktor figur calon wakil presiden yang dipilih Jokowi. Fadel menyebut tantangan Jokowi atas pilihan kepada Ma'ruf Amin adalah dukungan di Parlemen untuk lima tahun mendatang.

Airlangga Respons Gugatan PDIP di PTUN: Keputusan MK Sudah Final

"Kecewa, Jokowi juga problem kalau lima tahun ke depan tidak dapat dukungan di parlemen, gimana dia. Jadi kita bilang ke Jokowi, ya sudahlah, kalau memang ambil Ma'ruf Amin, silakan. Tapi Golkar sekarang jadi pecah, setengahnya urus legislatif sendiri karena tidak dapat keuntungan dari Jokowi, dan lain urus presiden, deh. DPP juga goyah, tidak solid," ujar Fadel.

Anggota DPR RI itu mengungkapkan, kondisi yang terjadi sekarang rawan perpecahan di kepengurusan Golkar. Keputusan akhir Golkar akan diambil dalam rapat kerja pada September 2018.

Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka

Gibran Bantah Presiden Jokowi Gabung Golkar

Gibran membantah pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang menyebutkan Presiden Jokowi dan dirinya sudah masuk ke Golkar

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024