Plus Minus Erick Thohir dan Djoko Santoso

Ilustrasi pencoblosan saat pemilu.
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVA – Peta politik jelang masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 belakangan mulai bergeser pada pertarungan pemilihan tim sukses atau tim pemenangan. 

Erick Thohir Klaim Temukan 53 Kasus Korupsi di BUMN

Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin resmi memilih pengusaha nasional Erick Thohir sebagai ketua Tim Kampanye Nasional (TKN). Sementara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno disebut menunjuk Djoko Santoso yang akan segera diumumkan ke publik.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno memberikan catatan terkait kelebihan dan kekurangan dua Ketua Tim Kampanye di dua pasangan calon tersebut.

Erick Thohir Bakal Satukan Bank-bank Syariah BUMN

Menurut Adi, Erick Thohir lebih punya keuntungan lantaran hanya dibebankan tugas fokus ke manajerial tim pemenangan. 

"Jadi kemampuan Erick Thohir bisa mengkonsolidasi koalisi pak Jokowi. Bagaimana sukses di klub olahraga dan perusahaan dipindahkan menjadi ketua Timses," kata Adi saat dihubungi VIVA, Minggu 9 September 2018.

Kementerian BUMN Ganti Logo, Erick Thohir: Ini Bukan Cuma Seremoni

Erick, kata Adi, hanya relatif melewati rintangan soal bagaimana meredam ego sektoral dari sembilan elite partai politik. Partai politik pun sebetulnya dianggap menerima kehadiran Erick karena belum dianggap memiliki ambisi tertentu dalam politik. 

Apalagi hal itu didukung dirinya merupakan pengusaha nasional yang terbilang sukses dan punya jaringan kuat. Erick juga dinilai sebagai perpanjangan tangan Jokowi.

"Erick ini datang dari kalangan profesional. Tentu dia akan bekerja sesuai dengan mandat diberikan. Artinya dia tak punya beban moral politik apa pun, tidak bisa diintervensi elite partai. Profesional, tugas dia hanya memenangkan saja," kata Adi yang merupakan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia.

Soal Djoko Santoso, Adi menyatakan, mantan Panglima TNI itu tak bisa dilepaskan latar belakangnya berkarir di dunia militer.

Djoko yang merupakan Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra itu dianggap punya kelebihan memberikan semangat dan doktrin kepada calon pemilih. Tipikal militer, posisi komandan dalam menyampaikan instruksi harus dilaksanakan oleh para prajuritnya memenangkan pertempuran dengan segala cara. 

"Dia punya bakat atau talent bagaimana menginjeksi semangat ganti presiden 2019 yang akan datang. Kedua, pak Djoko dari Angkatan Darat. Biasanya Panglima Angkatan Darat rata-rata tahu bagaimana strategi memenangkan suatu pertarungan di tengah kondisi perlengkapan cukup terbatas," ujarnya.

Namun Adi menyampaikan, kelemahan Djoko adalah dari segi usia dan penampilan. Djoko bakal sulit  menggaet pemilih pemula dan kalangan perempuan khususnya kaum ibu.

Selain itu di internal koalisi, Djoko harus menghadapi gejolak di mana Partai Demokrat terlihat masih setengah hati mendukung Prabowo-Sandiaga. 

Jika ia terpilih ketua Tim Sukses, kemungkinan besar penolakan datang dari partai pimpinan Susilo Bambang Yudhyono itu dibandingkan dari Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional.

"Yang jadi problem, Demokrat di banyak pertemuan tidak tampak. Harus ada upaya meredam posisi Demokrat yang tidak terlihat all out," kata dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya