- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA – Calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno akan merumuskan anggaran dana kampanyenya menjadi lebih ringkas dan hemat. Sebab kondisi perekonomian sedang sulit dan anggaran belanja pemerintah terkendala dan utang pemerintah yang banyak.
Sandiaga dan pasangan calon presidennya, Prabowo Subianto, menginginkan biaya politik pemilu lebih hemat. “Karena merasakan ongkos berpolitik saat ini sangat mahal dan sangat membebani dalam keadaan ekonomi saat ini," katanya di kantor KPU, Jakarta, pada Minggu, 23 September 2018.
Salah satu langkah yang akan dan telah ditempuh adalah dengan mengurangi jumlah atau kapasitas pengamanan dia dan Prabowo supaya anggaran pemerintah tidak terbebani. Juga dengan menekan dana untuk kegiatan-kegiatan seremonial.
Beberapa kegiatan seremonial dievaluasi agar ditemukan besaran yang lebih hemat untuk acara serupa selanjutnya. Sebab biaya yang terlalu besar tentu saja akan membebani tim pemenangan.
Namun dana kampanye itu diperhitungkan tidak akan lebih rendah dari dana kampanye saat dia berkampanye dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Dana yang telah diperhitungkan untuk kampanye saja sangatlah mahal, bahkan tidak masuk akal.
Karena itu, Prabowo dan Sandiaga terus mendorong kampanye yang sangat efektif dan efisien. “Dari hasil hitungan pertama, kita enggak happy, masih terlalu mahal. Mahal banget. Mau tahu banget berapa? pokoknya mahal banget.”
“Buat saya,” katanya tentang anggaran kampanye itu, “sesuatu yang enggak masuk akal. Waktu di Pilkada DKI ada guidance-nya (panduan). Nah, ini sekarang lagi koordinasi, karena kita enggak mau berspekulasi.”