Jokowi: Ditakuti Negara Lain Boleh, tapi Jangan Nakuti Bangsa Sendiri

Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • Dok. Staf Kepresidenan

VIVA – Salah satu perusahaan start-up nasional, Gojek Indonesia, telah merambah usaha hingga ke Vietnam. Di sana, dibangun platform serupa bernama Go-Viet.

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Hal itu tentu saja membuat bangga bangsa Indonesia karena perusahaan nasional berhasil melebarkan sayapnya keluar negeri.

Presiden Joko Widodo saat itu menyempatkan menghadiri peluncuran Go-Viet di sana. Diakuinya, kehadiran Go-Viet sebagai bagian dari Gojek asal Indonesia, mendapat pertentangan serius dari pihak negara tersebut.

Menlu Singapura Bertemu Jokowi di Istana Negara, Ini yang Dibahas

Bahkan Presiden Jokowi mengatakan, memang ada upaya mempersulit. Artinya, kata Jokowi, perusahaan Indonesia ditakuti oleh negara lain. Terlebih, ada rencana juga untuk ekspansi ke Filipina. Menurutnya, suatu hal yang positif kalau negara lain menakuti Indonesia.

"Sangat penting kita ditakuti negara lain. Tapi jangan nakuti bangsa sendiri. Jangan nakuti masyarakat, tapi nakuti bangsa lain," kata Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan para pelaku industri kreatif di Gedung Bandung Creative City Forum, di Jalan Braga, Sabtu 10 November 2018.

Kembali Mencuat, Golkar Tak Ingin Berandai-andai Soal Kabar Jokowi Gabung

Politik menakut-nakuti, sebelumnya sempat mendapat perhatian Presiden Jokowi. Ada politisi, yang membangun ketakutan itu, yang kemudian ia sebut politisi genderuwo. Menurutnya, itu tidak baik untuk ke depannya.

Dalam mengembangkan industri kreatif, Jokowi menilai tidak perlu repot-repot mengejar untuk membuat regulasi atau aturan. Menurut dia, justru aturan itulah yang sebenarnya menghambat bagi generasi kreatif untuk berkembang.

"Menurut saya, keterbukaan lebih baik untuk memunculkan ide-ide baru, memunculkan gagasan-gagasan baru, program-program baru, dari anak-anak muda," ujar Jokowi.

Ia juga sudah memerintahkan para menteri, untuk tidak asal membuat regulasi yang berkaitan dengan industri kreatif maupun digital ekonomi. Regulasi dibuat, ketika para pelaku industri kreatif dan digital ekonomi itu merasa butuh dan meminta kepada pemerintah.

"Karena sering-sering regulasi itu tidak memberikan dukungan untuk memunculkan sebuah ide dan gagasan. Justru biasanya malah menghambat, ini yang saya takut," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya