Sebut Buta dan Budek, Ma'ruf Dinilai Cederai Penyandang Disabilitas
- Istimewa
VIVA – Keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau Sara, merespons penggunaan kata buta dan budek yang dilontarkan calon wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin. Sara menyebut penggunaan dua kata tersebut dikhawatirkan dapat melukai perasaan penyandang disabilitas.
"Sangat disayangkan narasi kiasan tuli dan budek untuk mendeskripsikan hal yang negatif. Patut diingat penggunaannya dapat mencederai rasa hormat kita kepada penyandang disabilitas," ujar Sara kepada dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 12 November 2018.
Sara mengimbau semua pihak menghindari kata-kata kiasan yang menjurus ke disabilitas manusia. Disabilitas tak bisa menjadi tolok ukur kemampuan intelengensi seseorang dalam menangkap informasi.
"Saya mengingatkan kita telah memiliki Undang-undang Disabilitas, sebuah langkah maju memberi perlindungan kepada penyandang disabilitas. Jangan kita mundur ke belakang hanya karena kepentingan politik," lanjut Sara.
Kemudian, Sara berharap pemerintah menindaklanjuti dukungan terhadap undang-undang tersebut dengan mengeluarkan peraturan pemerintah sebagai turunan hukum. Ia juga meminta elit politik membuka memorinya untuk mengingat penyelenggaraan olahraga Asian Para Games di Jakarta beberapa waktu lalu.
Penyelenggaraan itu menunjukkan seluruh elemen masyarakat memiliki komitmen yang sama dalam mendukung penyandang disabilitas dalam berekspresi di segala sektor, termasuk olahraga.
"Mereka (penyandang disabilitas) punya hak berekspresi di sektor pemerintahan, sosial dan lain-lain. Itu perlu dukungan semua pihak, tapi tidak dengan menjadikan kekurangan mereka sebagai stempel untuk perilaku negatif," ujar Anggota Komisi VIII DPR itu.
Sebelumnya, Ma'ruf Amin menyindir orang-orang yang tidak mengakui keberhasilan pembangunan era pemerintah Jokowi. Ma'ruf mengunakan kata 'buta' dan 'budek' bagi pihak yang tak mengakui keberhasilan itu.
"Orang yang sehat dapat melihat jelas prestasi yang ditorehkan Pak Jokowi, kecuali orang yang budek saja enggak mau mendengar informasi dan orang yang buta saja yang enggak bisa melihat kenyataan," kata Ma'ruf di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur, Jakarta, Sabtu, 10 November 2018. (ase)