Terancam PPP Tak Lolos ke DPR, Djan Faridz Ajak Kubu Romy Islah

Wakil Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat (tiga dari kanan).
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat.

VIVA – Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Kubu Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat, memastikan Muktamar ke III tetap dilakukan di DPP PPP kubu Djan Faridz, Jl. Talang, Jakarta, 15-16 November 2018, meski di bawah ancaman kubu Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya, M. Romahurmuziy, atau akrab dipanggil Romy. 

Bank Dunia Mengubah Batas Garis Kemiskinan pada Tahun 2022

"Tujuan kita ingin menyatukan, ini berkaitan dengan Pemilu 2019," kata Humphrey di lokasi Muktamar, Kamis 15 November 2018.

Humphrey menjelaskan, dalam Pemilu 2019, pihaknya punya ke khawatirkan PPP tidak masuk ke DPR RI, karena ambang batas parlemen sesuai undang-undang yang baru adalah empat persen hasil Pemilu 2019.

Kemiskinan Ekstrem Musuh Bersama Bangsa Indonesia

"Berkaitan dengan Pemilu 2019, kita cukup khawatir PPP ini tidak akan lolos PT (parliamentary threshold). Kita sudah ketahui bersama, dari hasil survei yang ada," jelasnya.

Atas dasar itu, Muktamar ke III PPP kubu Djan Faridz ini menawarkan islah kepada kubu Romi. Dengan harapan, PPP tidak terdegradasi dari DPR RI di Senyan, Jakarta.

Hadapi Pemilu 2024, PPP Dapat Tambahan Energi Baru

"Apabila PPP bisa menyatu, tentunya ini membawa dampak positif. Kita tentu berharap mendapat konstituen, dan dukungan umat, sehingga PPP tidak tinggal nama saja di masa mendatang. Ini bagian paling penting," tegasnya.

Mengenai apakah keputusan muktamar kali ini akan mengubah arah dukungan pada pemilihan presiden di Pemilu 2019, ia tidak bisa menjawabnya. Seperti diketahui PPP kubu Romi sudah tegas mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pasangan capres-cawapres. 

"Kita lihat besok, kita tidak bisa putuskan sekarang. Kita haru mendengar masukan dari 34 DPW PPP se-Indonesia," kata. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya