Burhanuddin Muhtadi Minta Maaf kepada Din Syamsuddin

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, meminta maaf setelah mendapat ancaman pelaporan ke polisi oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, terkait cuitannya.

Dedie Rachim Kabarkan Idul Fitri Tingkat Kota Bogor Digelar Bersamaan 10 April

Dalam cuitan itu, Burhanuddin mengatakan bahwa anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masuk ke Persyarikatan Muhammadiyah saat era Din Syamsuddin menjabat ketua umum di organisasi bentukan KH Ahmad Dahlan itu.

Melalui akun twitternya, @BurhanMuhtadi menyampaikan permohonan maaf atas cuitan itu. Bahkan, ia langsung menjelaskan ke Din perihal pernyataan yang membuat eksponen Pemuda Muhammadiyah geram.

6 Perguruan Pencak Silat Indonesia Tersebar di Dunia, Ada Muhammadiyah

"Saya mohon maaf jika twit saya menyinggung beliau dan Muhammadiyah. Saya sudah jelaskan panjang lebar ke Kak Din. Tadi beliau WA ke saya. Kebetulan saya pas lagi di pesawat ke Malang. Setelah peluncuran buku saya selesai saya sudah jelaskan sekaligus minta maaf jika kurang berkenan," cuit Burhanuddin membalas akun twitter Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah @PPPemudaMu, Senin 1 April 2019.

Menyikapi permintaan maaf itu, Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Razikin, mengatakan pihaknya mengapresiasi sikap Burhanuddin tersebut. Permintaan maaf itu, diterima.

Menteri Muhadjir: Idul Fitri Tahun Ini Hampir Bisa Dipastikan Jatuh pada 10 April

"Semoga menjadi pelajaran bagi siapapun agar berhati-hati mengeluarkan pernyataan ataupun bertindak," kata Razikin.

Pihaknya memahami, Burhanuddin juga adalah seorang peneliti. Maka Muhammadiyah mempersilahkan, bagi siapapun untuk melakukan penelitian di organisasi itu.

Namun yang jelas, kata Razikin, komitmen Persyarikatan Muhammadiyah terhadap tegaknya NKRI dan idiologi Pancasila, tidak perlu diragukan lagi. 

"Jadi tidak ada sedikitpun bagi Muhammadiyah berpikiran mendukung gerakan anti Pancasila, yang justru Muhammadiyah menyadarkan mereka," katanya.

Sebelumnya, organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah itu menganggap, Burhanuddin harus bisa memberikan klarifikasinya. Sebab bisa jadi tuduhan kader HTI masuk Muhammadiyah merusak nama baik ormas yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu.

"Apabila dalam waktu 1x24 jam saudara Burhanudin tidak mengklarifikasi dan menyebut siapa aktivis-aktivis HTI yang dimaksud, maka Burhanuddin akan mempertanggungjawabkan cuitannya ke ranah hukum. Karena jika tidak terbukti cuitan tersebut merusak nama besar ormas Muhammadiyah," kata Razikin. 

Pernyataan Burhanuddin itu diunggah pada Minggu 31 Maret 2019 kemarin. Ketika itu, sedang membahas soal khilafah dan khalifah oleh Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin.

"Saya lupa ternyata di tulisan saya tentang The Quest for Hizbut Tahrir in Indonesia (h. 629-630) saya mencatat pada masa beliau jadi Ketum Muhammadiyah inilah masuk aktivis-aktivis HTI ke Muhammadiyah dan MUI," isi cuitan Burhanuddin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya