Begal Warteg Cepat Dicokok, tapi Lucu Harun Masiku Masih Buron

Begal di warteg petukangan, Jakarta Selatan
Sumber :
  • repro twitter

VIVA – Politikus Demokrat Roy Suryo menyoroti keberadaan tersangka KPK Harun Masiku yang masih buron. Roy membandingkan lambannya penangkapan Harun dengan pengungkapan pelaku begal di warteg di Jakarta Selatan.

Pelaku Curanmor Babak Belur dan Nyaris Telanjang, Begini Ceritanya

Roy mengkritisi ini karena merasa Polri dan KPK lucu yang belum juga mengungkap keberadaan politikus PDIP. Ditetapkan tersangka sejak 9 Januari 2020, Harun tak kunjung menyerahkan diri ke KPK dalam kasus dugaan suap pengurusan pergantian antar waktu (PAW) calon legislator PDIP.

Dia pun membandingkan CCTV yang merekam aksi pelaku begal di warteg dengan saat kedatangan Harun dari luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada 7 Januari 2020.

Terjadi Lagi Kasus Suami Bunuh Istri, Kali Ini di Karimun Kepulauan Riau

"Tweeps, Dari perbandingan 2 CCTV ini:
1. CCTV WarTeg Mamoka Bahari, 2. CCTV Bandara International Soekarno Hatta T2. Ternyata jauh benar bedanya,
" demikian cuitan Roy di akun Twitternya, @KRMTRoySuryo2, Senin, 27 Januari 2020.

Roy mempersilakan cuitannya dikutip. Dalam cuitan itu, ia menyinggung pengungkapan begal warteg tak sampai ada keterlambatan atau delay. Berbeda dengan polemik Harun yang sempat membuat Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham menyebut ada delay sehingga menjadi alasan keliru memberikan pernyataan.

Kronologi Bos Tembaga di Boyolali Tewas Dibunuh

"Yg Warteg tidak ada DELAY & 4 Pelaku sudah ditangkap, Sedangkan yg Bandara ada DELAY 15 Hari & 1 Pelaku masih Buron KPK & Polisi. LUCU," tambah cuitan Roy.

Peristiwa pembegalan di sebuah warteg, Petukangan Utara, Pesangrahan, Jakarta Selatan, Senin, 20 Januari 2020 menjadi perhatian publik. Aksi kriminal ini dilakukan empat pelaku. Polisi pun sudah mengamankan empat pelaku begal secara bertahap.  

Keempat orang itu bernama Heru Wahono, Ahmad Firdaus, Syadam Baskoro dan Siam. Polisi awalnya mengira pelaku berjumlah tiga orang, namun ternyata diketahui ada empat orang dengan pelaku terakhir yang ditangkap bernama Siam atau PS.

Terkait Harun, politikus PDIP itu menjadi tersangkap suap terhadap eks komisioner KPU, Wahyu Setiawan dalam kepengurusan PAW caleg PDIP dari daerah pemilihan Sumatera Selatan I. Harun direkomendasikan DPP PDIP menggantikan caleg terpilih Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia.

KPK resmi menetapkan Harun sebagai buronan dengan memasukan dalam daftar pencarian orang (DPO).

Pihak Ditjen Imigrasi sempat menyatakan Harun pergi ke Singapura pada 6 Januari 2020. Momen pergi Harun ini dua hari sebelum KPK menggelar operasi tangkap tangan (OTT) yang akhirnya menangkap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan, kader PDIP Saeful Bahri, serta eks komisioner KPU Agustiani Tio Fridelina.

Sebelumnya, Ketua KPK Firli Bahuri, mengakui, hingga saat ini pihaknya belum mampu menemukan Harun. Firli mengungkapkan, petugas sudah mencari ke sejumlah daerah yang diduga menjadi tempat persembunyian Harun seperti Sumatera Selatan dan Suulawesi Selatan. Namun, ternyata belum membuahkan hasil.

Terkait perlu waktu berapa lama KPK menangkap Harun, Firli belum bisa menjawabnya. Dia mengatakan, petugas KPK terus bergerak mencari Harun ke seluruh wilayah Indonesia dan telah meminta bantuan sejumlah pihak terkait untuk mencarinya.  Namun, meski begitu, Firli menyebut proses pencarian Harun tidak mudah. 

"Nyari orang itu enggak gampang memang ya, itu sama dengan cari jarum dalam sekam," ujar Firli.

>
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya