PPKM Level 3 Nataru Batal, Alifudin PKS: Pemerintah Labil

Ilustrasi PPKM.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Langkah pemerintah membatalkan rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru masih disorot. Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Alifudin, menilai langkah pemerintah masih labil dalam membuat kebijakan.

Isu Partai Rival Gabung Dukung Prabowo, Sangap Surbakti Khawatir Bisa Jadi Duri dalam Daging

Dia menyampaikan demikian lantaran pemerintah sudah jauh-jauh hari mengumumkan PPKM level 3 sehingga aktivitas masyarakat mesti menyesuaikan.

"Sehingga masyarakat dan sejumlah instansi seperti perkantoran dan sekolah sudah bersiap juga dengan kebijakan tersebut agar sejalan dengan PPKM Level 3 Nataru," kata Alif, sapaan akrabnya, dalam keterangannya, Rabu 8 Desember 2021

Geger Seorang Ulama Pesohor Kritik Nabi Muhammad

Alif khawatir kebijakan yang berubah-ubah akan membuat masyarakat bimbang. Meski peraturan diserahkan ke wilayah masing-masing, dia tetap mengimbau agar aktifitas di luar rumah yang menimbulkan kerumunan bisa dihindari.

Kondisi Ibu Kota Jakarta saat PPKM. (Foto ilustrasi).

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Dia mengingatkan jangan kejadian lonjakan kasus COVID-19 pada Juli-Agustus 2021 terulang kembali.

"Kami khawatir masyarakat bingung dan lebih memilih tidak aware terhadap kebijakan pembatasan. Dan, nantinya akan terjadinya kerumunan yang berskala besar. Jangan sampai kita kecolongan di tahun 2022 karena kasus akan melonjak," tutur Alif, . 

Kemudian, ia menilai sejauh ini belum ada data pasti soal herd immunity atau kekebalan kelompok. Hal ini menurutnya karena cakupan vaksinasi juga masih belum sepenuhnya merata. 

Dia juga mengacu belum adanya pernyataan pemerintah bahwa Indonesia sudah masuk fase kekebalan kelompok. Menurutnya, pemerintah mesti membuat kebijakan berdasarkan data dan melibatkan pakar kesehatan serta epidemiolog sehingga kebijakan yang diterapkan dapat dipertanggungjawabkan.

"Kalau masyarakat abai atas kebijakan ini, maka yang repot semua, dalam mengambil kebijakan apakah sudah melibatkan ahli? Apalagi perubahan ini membuat banyak masyarakat bingung dan menjadi berprasangka atas pilih kasihnya pemerintah terhadap kebijakan ini,” lanjut Alif.

Selain itu, ia juga menyoroti mengenai tingkat vaksniasi di Indonesia. Sebab, antara vaksinasi dosis kedua di seluruh indonesia belum mencapai 70 persen. Menurut dia, bila vaksinasi sudah mencapai target, barulah pemerintah bisa berbicara soal pelonggaran.

"Kita masih lebih banyak di Jawa-Bali saja yang capaian vaksinasinya tinggi. Di luar Jawa-Bali masih kurang, maka vaksinasi harus digalakan," ujar Alif. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan penerapan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia pada libur Nataru resmi dibatalkan. Namun, belakangan kebijakan itu diganti dengan pembatasan kegiatan masyarakat di masa Nataru dengan menyesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

"Pemerintah memutuskan untuk membuat kebijakan yang lebih seimbang dengan tidak menyamaratakan perlakuan di semua wilayah menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru)," kata Luhut dalam keterangannya, Senin 6 Desember 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya