Model Pembangunan Jatim Ala Khofifah Dinilai Lebih Baik dari Jateng

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Sumber :
  • Humas Pemprov Jatim Via Nur Faishal/VIVA.

VIVA – Gubernur Khofifah Indar Parawansa dinilai berhasil menekan ketimpangan ekonomi rakyat Jawa Timur (Jatim). Bahkan lebih berhasil ketimbang Jawa Tengah atau Jateng.

TKN Minta Kubu Anies dan Ganjar Hormati Putusan MK terkait Sengketa Pilpres 2024

President Directur Center for Banking Crisis (CBC) Achmad Deni Daruri menyampaikan demikian merujuk kajiannya. Dia mengatakan per Maret 2021, angka gini ratio di Jatim mencapai 0,374. Pencapaian ini naik 0,010 ketimbang September 2020 sebesar 0,364.

Dia menekankan dua tahun sebelumnya, angka gini ratio dapat dipertahankan tidak naik. Namun, perlu diingat angka gini ratio Jatim lebih rendah ketimbang gini ratio nasional. 

Gugatan Sengketa Pilpres Ditolak MK, Cak Imin Gelar Rapat Tertutup di Markas PKB

"Ini memperlihatkan pembangunan di Jawa Timur, lebih berkeadilan ketimbang Indonesia secara keseluruan," kata Deni, dalam keterangannya, Selasa, 8 Februari 2022.

Deni menjelaskan, pencapaian Khofifah layak dijadikan model pembangunan di Tanah Air. Ia membandingkan dengan Jateng yang tingkat ketimpangan ekonomi pada Maret 2021 diukur dengan gini ratio mencapai 0,372. Hal ini naik 0,013 poin bila dibandingkan September 2020 sebesar 0,359.

MK Tolak Gugatan Pasangan Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Ini Keputusan Final dan Mengikat

"Begitu pula jika dibandingkan dengan gini ratio Maret 2020 sebesar 0,362, mengalami kenaikan. Artinya, terjadi kenaikan atas ketimpangan di Jawa Tengah, sebesar 0,013," jelas Deni.

"Sementara Jawa Timur, gini ratio-nya lebih kecil yaitu 0,010. Dengan demikian proses pembangunan di Jawa Timur lebih berkeadilan, ketimbang Jawa Tengah," lanjutnya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan)

Photo :
  • Istimewa

Dia pun merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), gini ratio DKI Jakarta di level 0,409 per Maret 2021. Menurutnya, implikasi proses pembangunan di DKI agak timpang. Artinya, berbahaya jika model pembangunan Jakarta diterapkan di Indonesia.

Bagi dia, meratanya pembangunan di Jatim karena kontribusi beberapa sektor yang tinggi. Misalnya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur pada kuartal I 2021 mencapai Rp587,32 triliun. Pun, 30,94 persen kontribusinya berasal dari sektor industri.  

Kemudian, bila dibandingkan secara nasional, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB, pada triwulan III-2021, mencapai 17,33 persen. Artinya, kontribusi manufaktor Indonesia hanya separuh dari Jawa Timur. Sementara, Jakarta hanya 11 persen.

Dengan model pembangunan Jawa Timur, maka Indonesia dapat meniru Korea Selatan untuk mensejajarkan diri sebagai negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

"Manufaktur nilai tambah (Persen dari PDB), di Jerman dilaporkan sebesar 18,17 persen pada tahun 2020, menurut kumpulan indikator pembangunan Bank Dunia, yang dikumpulkan dari sumber yang diakui secara resmi. Artinya sudah jauh di bawah Jawa Timur," jelas Deni.

Merujuk kondisi itu, kepemimpinan Khofifah mampu menjaga angka gini ratio Jatim per Maret 2021 sebesar 0,374 merupakan yang terkecil.

Bermodal pencapaian di Jatim, Khofifah dianggap layak sebagai salah satu figur potensial memimpin RI.

"Ini memperlihatkan bahwa Khofifah sangat layak menjadi Presiden Indonesia, karena Angela Merkel saja kalah dalam meningkatkan konstribusi dari sektor manufakturnya," ujar Deni.

Dia punya alasan membandingkan Khofifah dengan eks pemimpin Jerman Angela Merkel. Sebab, merujuk data Eurostat, koefisien gini dari pendapatan disposabel setara di Jerman, mencapai 34,40 persen pada Desember 2020. 

Secara historis, koefisien gini dari pendapatan disposabel yang setara mencapai rekor tertinggi yakni 34,40 persen per Desember 2020. Lalu, rekor terendah 28,30 persen pada Desember 2012.

Menurutnya, eks Menteri Sosial itu layak jadi bakal capres di pemilu mendatang. Dia menyebut sosok Khofifah punya pemikiran sama dengan Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid atau Gus Dur.

"Bangsa ini akan kehilangan momentum jika tidak pernah mengusulkan orang yang satu visi dan misi  dengan Gusdur tersebut menjadi calon presiden, karena prestasinya yang luar biasa ini," sebutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya