Demo Satu Tahun Kepemimpinan Bobby Nasution di Medan Berakhir Ricuh

Mahasiswa demo 1 tahun kepemimpinan Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Sumber :
  • VIVA.co.id/BS Putra

VIVA – Puluhan mahasiswa tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) menggelar unjuk rasa satu tahun kepemimpinan Muhammad Bobby Afif Nasution dan Aulia Rachman sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, Senin, 7 Maret 2022. Demo berlangsung di depan balai Kota Medan dan berakhir ricuh.

Massa menagih janji-janji politik disampaikan oleh Bobby Nasution saat kampanye Pilkada Medan 2020, lalu. Ditambah lagi, menantu Presiden Joko Widodo dinilai gagal memimpin Kota Medan. Salah satunya, kondisi banjir yang parah terjadi beberapa hari lalu.

"Kita menggelar unjuk rasa untuk menagih janji satu kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan. Tidak serius Bobby Nasution dan gagal memimpin Kota Medan untuk mengatasi banjir saat ini," kata Ketua Umum KAMMI Medan, Putra Rajanami di depan Balai Kota Medan.

Putra menyampaikan di era kepemimpinan Bobby Nasution, Kota Medan semakin tinggi angka kriminalitas. Begitu pun peredaran narkoba juga meninggi. Namun, terkesan tak ada komunikasi yang dijalin Pemerintah Kota Medan dengan pihak kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memberantas itu semua.

"Perjudian, jamret, narkoba tidak serius ditangani Bobby Nasution. Kami menggelar aksi unjuk rasa ini, untuk menyampaikan aspirasi kami. Kami sudah menggelar aksi satu jam. Tapi tidak ditanggapi oleh Bobby Nasution dan Wakil Wali Kota Medan," tutur Putra. 

Mahasiswa demo 1 tahun kepemimpinan Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Photo :
  • VIVA.co.id/BS Putra

Kemudian, massa juga menagih janji Bobby Nasution saat kampanye untuk memberikan 1.000 beasiswa bagi mahasiswa Kota Medan. Namun, saat ini belum ada realisasi.

Dari pantauan VIVA di lokasi, massa pendemo akan membakar ban bekas. Namun, dihalangi petugas kepolisian. Kericuhan pun terjadi antara puluhan mahasiswa dengan petugas kepolisian melakukan pengaman.

"Silakan adik-adik mahasiswa untuk menggelar aksi unjuk rasa. Jangan bakar ban," ujar seorang petugas kepolisian. Imbau tersebut, tidak ditanggapi dan terus hendak membakar ban bekas.

Lantaran ricuh, salah seorang mahasiswa ada yang sempat diamankan petugas namun akhirnya dilepas kembali.

"Kalian tidak bisa dibilangin dengan baik-baik, sudah tangkap saja. Tangkap dia bawa ke dalam mobil," teriak polisi sambil mengamankan seorang pedemo hendak dimasukkan ke dalam mobil patroli.

Kericuhan ini, menyebabkan Jalan Kapten Maulana Lubis macet total. Pendemo dan polisi saling dorong antara pendemo dan petugas kepolisian hingga menutupi jalan di depan Balai Kota Medan.

Setelah itu, kericuhan mereda karena pendemo dan polisi bisa menahan diri. Mahasiswa yang sempat diamankan dilepaskan oleh petugas kepolisian. Sedangkan, ban bekas dan bensin disita pihak kepolisian.

"Kami melakukan aksi bakar ban, tapi nggak diperbolehkan oleh petugas kepolisian. Banyak kawan-kawan kami terjatuh. Kami aksi terus aksi unjuk rasa sampai kami ditemukan oleh Bobby Nasution ini sebagai bentuk kecintaan kami kepada Kota Medan," kata Putra.

Terpisah, Asisten Pemerintah, Kesejahteraan, dan Sosial Setda Kota Medan, Muhammad Sofyan mengatakan aspirasi pendemo akan disampaikan ke Wali Kota Medan, Bobby Nasution.

Bobby Nasution akan Jalin Komunikasi dengan NasDem dan PKB untuk Pilgub Sumut

"Kita sudah menjumpai untuk mendengarkan aspirasi mereka sendiri. Hari bapak Walikota tidak ada, sehingga kami arahkan untuk menjumpai mereka," kata Sofyan.

Untuk diketahui, Bobby-Aulia dilantik Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, pada 26 Februari 2021. Bobby menjadi Wali Kota Medan setelah meraih suara terbanyak pada Pilkada Medan 2020.

Kantongi Surat Tugas Maju Pilgub, Bobby Nasution: Tak Perlu Daftar Lagi ke Golkar Sumut
Sekda Kota Medan, Wiriya Alrahman.(dok Pemko Medan)

Anak Buah Bobby Nasution Ditunjuk Jadi Pj Bupati Deli Serdang

Anak buah Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution atau Bobby Nasution, yakni Sekda Kota Medan, Wiriya Alrahman diputuskan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024