Puan: Saya Ingin Jadi Bagian Membangun Bangsa Ini

Puan Maharani
Sumber :
  • PDI Perjuangan

VIVA – Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkapkan, kenapa dirinya memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Ia mengaku, tidak sekedar mengikuti jejak keluarga terutama ibunya, Megawati Soekarnoputri, maupun sang kakek yakni Bung Karno.

Ini pentingnya Energi Hijau dan Lingkungan Terlindungi untuk Masa Depan

"Cita-cita saya ingin menjadi bagian dalam membangun bangsa ini. Ingin jadi orang yang berperan walau sedikit saja untuk membuat bangsa ini lebih baik dari sebelumnya,” kata Puan, dikutip Selasa 12 April 2022.

Cita-cita yang diutarakan Puan, yang juga Ketua DPP PDIP itu disampaikannya dalam acara Sinau Bareng Cak Nun di Masjid At Taufiq, Lenteng Agung Jakarta Selatan.

BI Pede Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2024 di Atas 5 Persen, Ini Pendorongnya

Dia menyadari, ada pihak-pihak tertentu yang menilainya dengan remeh. Lantaran ia memang terlahir dari keluarga elit politik, dari Presiden RI ke-5 Megawati dan sang kakek yang juga Presiden RI pertama Soekarno. Tapi kata Puan, dirinya tidak bisa memilih akan lahir dari mana.

"Saya tidak memilih jadi cucunya Bung Karno dan anaknya Megawati Soekarnoputri, tetapi memang lahirnya di situ," kata Puan.

Kembangkan Kampung Wisata Ulos, Taspen Diapresiasi Wapres Ma'ruf

Meski sebagai putri Megawati dan cucu Bung Karno, Puan mengaku bukan berarti dirinya tidak berjuang. Mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 2014-2019 itu mengklaim, tidak ada karpet merah untuk dirinya.

"Semua manusia itu untuk mencapai cita-citanya itu pasti perlu perjuangan. Tidak mungkin ada yang instan, karpet merah tiba-tiba jadi, enggak ada. Semuanya itu perlu perjuangan," jelasnya.

Sebagai salah satu ketua PDIP, Puan mengatakan dirinya dan seluruh jajaran di partai masih terus berjuang untuk Indonesia. Agar membawa bangsa menjadi lebih baik lagi.

"Saya tidak pernah bicara jabatan, hanya semangatnya saya menjadikan Indonesia ini merah putih," kata Puan.

"Menjadikan Indonesia saling bergotong royong, saling mencintai tanpa ada perbedaan, tanpa sekat-sekat miskin dan kaya," sambungnya.

Mendengar pidato Puan tersebut, cendikiawan Muhammad Ainun Nadjib atau Cak Nun memujinya, apalagi baru kali ini ia melihat dari dekat. Bahkan menurutnya Puan lebih hebat dari yang dia kira selama ini.

"Saya menemukan Mbak Puan ini jauh lebih dewasa dari yang saya sangka, jauh lebih tajam pikirannya dari yang saya sangka, dan jauh lebih sareh atau lebih bijaksana dari yang saya duga duga," kata Cak Nun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya