Ramai-ramai Pindah ke Golkar, Pengamat: Bukan Partai Kerajaan

Ilustrasi Partai Golkar.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA - Sejumlah tokoh pindah ke Partai Golkar belakangan ini. Sebut saja menantu mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bayu Airlangga, politisi senior Partai Demokrat di Sulawesi Selatan, Ilham Arief Sirajuddin, dan Raja Dangdut Rhoma Irama.

Megawati Panaskan Mesin Politik PDIP, Pimpin Konsolidasi untuk Pilkada 2024

Bayu Airlangga bersama Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji.

Photo :
  • Istimewa/Nur Faishal

Dua nama pertama pindah ke Golkar karena kecewa pada partai sebelumnya yang tidak menjadikan mereka ketua DPD, meski memenangkan jumlah suara dari pemilik suara sah karena ada intervensi dari pusat.

PDIP Tak Mau Pusing Mikirin Jokowi dan Gibran yang 'Bakar' Rumahnya Sendiri

Baca juga: Siti Zuhro: Airlangga Hartarto Calon yang Prospektif

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengungkap alasan kenapa mereka bersedia bergabung ke partai berlambang pohon beringin tersebut.

Golkar Tepis Isu Istri Ridwan Kamil Mundur dari Bursa Pilkada Kota Bandung

"Karena Golkar itu partai terbuka," kata Ujang saat dihubungi VIVA.co.id, Minggu, 29 Mei 2022.

Rhoma Irama

Photo :
  • VIVA / Ichsan Suhendra

Ujang menuturkan di internal Partai Golkar juga dinamis. Menurutnya, di Golkar setiap kader bisa bersaing dengan kemampuannya masing-masing, dan di Golkar kemampuan elitenya rata, kekuasaan dan pemain merata di banyak elite.

"Kalau di partai lain, seperti kerajaan, banyak ditentukan oleh ketumnya masing," kata Ujang lagi.

Ujang menambahkan di Golkar resistensinya juga kecil. "Mungkin lebih nyaman saja tuk berpolitik. Dan bisa jadi Partai Golkar membawa harapan yang baik bagi keduanya," katanya.

Ia menilai Golkar lebih akomodatif dan demokratis. "Jadi sesuatunya bisa dimusyawarahkan. Walaupun menang terkadang ketum tetap pegang kendali," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya