Ketua DPP PDIP Sebut Seorang Pemimpin Harus Punya Ego Besar

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat menyebutkan, seorang pemimpin harus memiliki ego yang besar. Apalagi dalam hal ini untuk memimpin bangsa Indonesia.

Siap Gusur Dominasi PKS, 6 Parpol Rajut Koalisi Demi Menangkan Pilkada Depok 2024

Hal itu disampaikan Djarot dalam Diskusi Publik Bung Karno dengan tema Arsitek Kemerdekaan Bangsa-bangsa.

“Seorang pemimpin harus punya ego yang besar, apalagi memimpin bangsa Indonesia yang sangat kaya ini. Lebih dari 270 juta jiwa, puluhan ribu pulau-pulau, ratusan suku, puluhan bahasa daerah,” kata Djarot, Minggu, 3 Juli 2022.

PPP Tak Sevisi dengan Ganjar soal Oposisi Prabowo: Itu Hak Pribadi Beliau

Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat

Photo :
  • VIVAnews/Eduward Ambarita

Dalam hal ini, Djarot mengatakan sosok Presiden pertama Indonesia Soekarno atau Bung Karno memiliki hal itu. Namun, Djarot menambahkan, dengan ego tersebut tak lantas membuat sosok Bung Karno menjadi egois dan mementingkan dirinya sendiri.

Penyebab Raibnya Foto Jokowi di Kantor PDIP Sumut Terungkap, Kini Sudah Terpasang Lagi

“Jiwa pengabdian beliau betul-betul diabdikan kepada Tuhan, diabdikan kepada rakyat, diabdikan kepada bangsa. Itulah dedikasi hidup yang selalu dibaca dalam acara-acara partai,” ujarnya.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, dari hal itu meminta untuk bertanya kepada diri sendiri, apa sumbangsih yang telah diberikan kepada bangsa ini.

“Bukan menuntut selalu apa yang hak-hak yang bisa saya ambil dari negara ini. Tapi tanyakan kita punya kewajiban di samping kita juga punya hak, maka hak dan kewajiban ini marilah kita bikin seimbang,” ujarnya.

Selain itu, Djarot menyampaikan apa yang sering Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ucapkan yaitu perihal Indonesia yang dalam lima hingga 10 tahun ke depan akan mengalami krisis pangan. Karena itu, diminta untuk membangun kedaulatan pangan nasional.

“Tanam seluruh lahan-lahan yang tidak produktif, lahan-lahan tidur dengan tanaman-tanaman pendamping beras. Kita dikaruniai tanah air yang kaya maka seharusnya Indonesia ini mampu mewujudkan kedaulatan pangan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya