Simulasi Pilpres Lembaga CPCS: Prabowo-Puan Unggul Telak

Calon presiden Prabowo Subianto menghadiri kampanye terbuka di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 10 April 2019.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA Politik – Survei simulasi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) oleh Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas pasangan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Ketua DPR Puan Maharani menempati posisi tertinggi.

Andi Mallarangeng Ungkit Dahulu Ada Partai Pemerintah tapi Berperilaku Seperti Oposisi

“Di antara sejumlah simulasi, Prabowo-Puan unggul telak dibanding pasangan capres-cawapres yang lain,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2022.

Dengan masih berlakunya ketentuan "presidential threshold" (PT) 20 persen, paling banyak bisa terbentuk empat poros koalisi Pilpres 2024, di mana PDIP menjadi satu-satunya partai politik yang berhak mengusung pasangan capres-cawapres tanpa perlu berkoalisi.

Andi Mallarangeng: Bagus kalau Ada Satu Partai Besar di Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran

Prabowo Subianto saat kampanye Pemilu 2019.

Photo :
  • BPN

Temuan survei yang dilakukan CPCS menunjukkan pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani berpeluang unggul telak dalam sejumlah simulasi dengan elektabilitas mencapai 51,3 persen.

Politikus Gerindra Sebut Tidak Sulit Merangkul PKB ke Koalisi Prabowo-Gibran

Pasangan Prabowo-Puan unggul dalam simulasi tiga pasangan capres-cawapres, mengalahkan pasangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (22,5 persen) dan pasangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (20,8 persen), sedangkan sisanya tidak tahu/tidak jawab 5,4 persen.

Menurut Okta, koalisi yang dibangun PDIP dan Gerindra dengan mengusung Prabowo-Puan memiliki peluang besar untuk menang pada Pemilu 2024.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani

Photo :

“Komunikasi PDIP dan Gerindra sudah terbangun lama sejak keduanya menjadi oposisi pada masa Presiden SBY,” kata Okta.

Dalam simulasi yang lain, PDIP dan Gerindra kembali berpisah, mengusung capres-cawapres yang berbeda. Hasilnya, Ganjar-Andika menempati posisi pertama (43,6 persen), disusul Prabowo-Airlangga (23,7 persen), dan Puan bersama Menteri BUMN Erick Thohir (19,0 persen), sisanya tidak tahu/tidak jawab 13,7 persen.

Simulasi lainnya, Anies-Puan menang tipis (31,3 persen) terhadap pasangan Prabowo dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (29,5 persen) dan pasangan Airlangga dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (28,8 persen), sisanya tidak tahu/tidak jawab 10,4 persen.

“Di antara tokoh tiga besar partai, hanya Prabowo dan Puan yang memiliki peluang kuat untuk maju, sementara itu Anies dan Ganjar masih harus menaikkan posisi tawar jika ingin diusung oleh partai-partai,” kata Okta.

Meskipun demikian, Okta melihat peta koalisi partai-partai masih sangat cair, demikian pula dengan dinamika elektabilitas tokoh-tokoh.

“Hingga saat ini simulasi Prabowo-Puan (koalisi PDIP-Gerindra) masih memimpin, dibayangi oleh Ganjar-Andika,” ucap Okta.

Survei CPCS dilakukan pada 22-27 Juli 2022 dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah "multistage random sampling", dengan "margin of error" sekitar 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya