- VIVA/Dani Randi
VIVA Politik – Baliho yang dinilai berpotensi menjegal Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pemilu presiden tahun 2024 banyak tersebar di hampir seluruh wilayah Aceh. Baliho tersebut membuat kader Partai Gerindra Aceh mulai resah.
Sekretaris Partai Gerindra Aceh Safaruddin bahkan heran melihat kemunculan baliho tersebut. Pengurus Gerindra sudah pernah menertibkan baliho itu, namun tak lama kemudian muncul lagi.
Untuk itu, Gerindra berkoordinasi dengan Polda Aceh untuk menindak pelaku pemasangan baliho itu. Safaruddin menilai baliho dan spanduk itu tidak berasal dari skenario atau rencana Gerindra Aceh dalam pemasangan ini.
Ada aktor intelektual
"Kita enggak tahu ini oknum dari mana sehingga ini membuat keresahan. Kader-kader bertanya ini sumbernya dari mana dan apa agenda dan motifnya," kata Safaruddin di Markas Polda Aceh, Banda Aceh, Rabu, 21 September 2022.
Ia menduga ada aktor intelektual yang mendalangi pemasangan baliho tersebut. Sebab, meskipun baliho itu dicopot, keesokan harinya muncul lagi di sejumlah titik di berbagai daerah di Aceh.
"Kalau kita anggap ada cost politic, berarti cost-nya cukup besar; berarti ada aktor intelektual yang kita duga sedang menyusup ini," katanya.
Menggiring propaganda
Menurutnya, baliho itu terpasang hanya di beberapa daerah yang menjadi basis suara Prabowo Subianto saat pilpres 2019, termasuk di Aceh, kemudian di Sumatera Barat, Madura, Jawa Timur.
"Inikan terkesan ada upaya penjegalan atau upaya untuk mencoba menggiring propaganda terhadap Pemilu yang masih 2024," ujarnya.
Untuk itu, kader Gerindra Aceh yang merasa resah dengan baliho itu mendatangi Polda Aceh untuk berkoordinasi sebelum membuat laporan.
Baliho tersebut terpajang foto Joko Widodo dan Prabowo bersalaman. Kemudian ada kutipan dari Prabowo yang bertuliskan "Saya mengakui kepemimpinan dan kenegarawan Pak Jokowi".