- Dok. Tim Media Prabowo Subianto
VIVA Politik - Partai Gerindra menyampaikan keinginan Ketua Umum Prabowo Subianto yang tak mau ada relawannya berani mati untuknya. Omongan Prabowo viral dalam potongan video yang melarang relawan pendukungnya siap mati untuknya.
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan maksud Prabowo yaitu agar para relawan pendukungnya berkorban demi bangsa dan negara, bukan untuk dirinya.
"Ya, apa yang disampaikan Prabowo itu benar, tidak boleh mengkultuskan individu," kata Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dikutip pada Kamis, 1 Desember 2022.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad
- VIVA/Anwar Sadat
Menurut dia, Prabowo lebih menghargai sosok yang berani memperjuangkan hajat hidup orang banyak, termasuk membela negara dari ancaman apapun. Bukan justru yang berani mati untuk orang tertentu.
"Kalau mau bekerja tentunya untuk membela bangsa dan negara. Untuk merah putih tentunya. Jadi, jangan kemudian kita apa namanya mati-matian mengkultuskan individu, harga mati untuk individu itu yang Pak Prabowo hindarkan," kata Wakil Ketua DPR tersebut.
Diketahui, video berisikan potongan pidato Prabowo saat menyerukan 'jangan mati untuk saya' jadi sorotan publik. Saat itu, Menteri Pertahanan RI itu sedang mengenang lagi momen saat dirinya kalah di Pilpres 2019.
Prabowo menyampaikan saat dirinya berpidato di acara KAHMI di Palu. Menhan menceritakan saat dirinya meminta kepada seorang pemuda agar tidak mati untuknya.
Dalam pidatonya, Prabowo menceritakan momen saat dirinya menemui massa yang berdemontrasi mendukung dirinya. Menurut dia, pertemuannya dengan massa pendukungnya itu terjadi di Menteng, Jakarta.
Menhan Prabowo Subianto
- Instagram KemhanRI
Saat itu, ada pemuda yang bicara lantang bahwa siap mati untuk Prabowo. Dia pun mengaku merespons omongan pemuda tersebut.
“Saya turun langsung: 'Eh, saya tidak mau kau mati untuk saya. Kau hidup untuk orang tuamu dan untuk bangsa Indonesia,” kata Prabowo kepada demonstran pada Pemilu 2019.
Prabowo menekankan tak boleh ada perpecahan NKRI hanya karena berbeda pandangan politik.
“Kita tidak boleh pecah! Saudara-saudara, siapa yang jadi presiden, siapa yang jadi gubernur, siapa yang jadi bupati, tidak jadi masalah, yang penting bekerja untuk rakyat Indonesia,” katanya.
