Hasto PDIP: Tidak Senafas dengan Jokowi Elektabilitasnya Pasti Turun

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Cahyo Edi.

VIVA Politik – Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas partai atau tokoh pendukungnya.

Prabowo Gandeng PKB dan Nasdem, Gibran: Ini Bukan Meninggalkan PDIP

Hasto mengatakan itu menanggapi hasil survei dari Indikator Politik Indonesia (IPI), yang dirilis pada Rabu 4 Januari 2023 secara daring.

Hasto menyampaikan, tokoh di lingkaran Presiden Jokowi elektabilitasnya naik ketika kepuasan kepada pemerintah naik. Sebaliknya, elektabilitas Anies Baswedan selalu naik ketika kepuasan masyarakat kepada pemerintah sedang anjlok,

Soal PKB Gabung di Pemerintahan Prabowo, Cak Imin: Sudah Cethowelo-welo, Jelas Terpampang

"Adanya korelasi dari apa yang disebut sebagai approval rating dari Presiden Jokowi, terhadap parpol yang mengusungnya dengan perkecualian tadi dari PKB. Mengapa elektoral dari Puan, Ganjar dan Pak Prabowo itu juga mengalami trend kenaikan, karena approval rating dari Presiden Jokowi mengalami kenaikan," ujar Hasto dalam keterangannya, Rabu 4 Januari 2023.

Menurutnya, trend kenaikan elektabilitas Anies Baswedan ketika kepuasan pemerintah sedang anjlok, menunjukkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu antitesa Jokowi.

Nasdem Bakal Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, PKS Sebut Surya Paloh Cantik Bermain Politik

"Anies Baswedan mengalami penurunan itu juga membuktikan bahwa masyarakat menilai Pak Anies merupakan antitesa dari Presiden Jokowi. Sehingga kemudian jika Pak Jokowi naik, Anies mengalami penurunan," ucap Hasto.

Lebih lanjut Hasto menjelaskan, itu juga yang menjadi faktor bahwa pihak-pihak yang tidak senafas dengan Presiden Jokowi, akan mengalami penurunan elektabilitas.

"Kognisi dari masyarakat itu membuktikan bahwa approval rating yang semakin meningkat dari Presiden membawa dampak bagi partai-partai pengusungnya, tapi bagi mereka yang tidak senafas dengan kepemimpinan Presiden Jokowi mengalami penurunan," jelasnya.

Hasto juga menyinggung approval rating dari bakal calon wakil presiden. Dia menganggap cawapres menjadi kunci dalam menjalin kerja sama antar politik. Termasuk membangun koalisi setelah capres ditetapkan oleh suatu partai. 

Maka dalam penilaian PDIP, kata Hasto, nanti cawapresnya itu akan menjadi kunci pemersatu dalam membangun kerja sama partai.

"Kita masih diingatkan pada pemilu tahun 2019, kenapa kita bisa mensolidkan koalisi pendukung Pak Jokowi, karena kemudian figur seperti Ma'ruf Amin itu dipercaya mampu menyatukan parpol-parpol seperti PDIP, Golkar, PKB, PPP,  Nasdem dan sebagainya," kata dia.

Sebelumnya, survei Indikator Politik Indonesia, memperlihatkan bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto naik, seiring dengan naiknya approval rating (kepuasan) terhadap kinerja Presiden Joko Widodo.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan elektabilitas Ganjar Pranowo sejauh ini dibingkai berdasarkan approval rating Jokowi.

“Mudah ya menjelaskannya, (keduanya) sama-sama dari PDI Perjuangan, mungkin Ganjar dianggap sebagai little Jokowi. Tapi poinnya adalah pola itu ngikutin approval rating Jokowi," ujar Burhan dalam pemaparannya secara daring, Rabu 4 Januari 2023.

"Kita bisa simpulkan di sini, ketika approval Presiden Jokowi naik di bulan Desember itu yang meningkat elektabilitasnya Ganjar dan Prabowo dan yang turun elektabilitasnya Anies," tutur Burhan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya