Sandiaga Uno Bisa Berpotensi jadi Cawapres Dampingi Airlangga, jika Gabung ke PPP
- VIVA/Cahyo Edi
VIVA Politik – Kabar seputar pindahnya Sandiaga Uno dari Gerindra ke Partai Persatuan Pembangunan atau PPP, belakangan ini terus mencuat. Jika memang Sandiaga jadi ke partai berlambang Ka'bah itu, potensi diusung di Pilpres 2024, cukup terbuka.
PPP saat ini bersama-sama dengan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional atau PAN, membentuk Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB. Peluang pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu, cukup terbuka menjadi cawapres.
Setidaknya demikian analisa dari Ikhwan Arif, Direktur Eksekutif Indonesia Political Power. Posisi cawapres menurut dia, cukup besar didapatkan Sandiaga. Sebab punya track record yang baik, juga pengalaman sebagai menteri dan pengusaha.
"Jadi ini alasan PPP tertarik mendukung Sandiaga Uno sebagai capres atau cawapres potensial pilihannya PPP," kata Ikhwan, Selasa, 17 Januari 2023.
Saat ini Sandiaga masih di Gerindra. Tetapi menurut Ikhwan, peluang bagi Sandi untuk diusung di Pilpres 2024, bisa dibilang tertutup. Sebab pada Agustus 2022 lalu, Gerindra sudah memutuskan di Rapimnas bahwa Prabowo Subianto yang diusung sebagai capres. Sementara Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, disebut akan mendampingi sebagai cawapres. Mengingat Gerindra dan PKB kini telah berkoalisi.
"Sandiaga jika direstui Pak Prabowo maju di pilpres, besar kemungkinan akan diusung KIB sebagai cawapres potensial pilihan KIB yang akan mendampingi Ketua Umumnya Golkar Airlangga Hartarto," lanjutnya.
Potensi Sandiaga diusung melalui KIB untuk mendampingi Airlangga Hartarto yang juga Ketum Golkar, menurutnya lebih besar. Apalagi Sandiaga punya background politik serta pengusaha yang punya modal logistik yang kuat.
"Sangat rasional ketika PPP menominasi Sandiaga untuk maju di pilpres. Apalagi PPP tergabung dalam KIB," kata Ikhwan.
Menyandingkan Airlangga dengan Sandiaga, menurut dia bisa menjadi kekuatan baru di Pilpres 2024 yang layak diperhitungkan oleh koalisi yang lainnya. Mengingat keduanya menteri pilihan Presiden Jokowi, bahkan juga direstui.
"Persoalan elektabilitas bisa diukur ulang," ujar Ikhwan.
