Partai Ummat Ajak Kaum Profesional dan Milenial Tidak Apatis ke Politik

Ilustrasi - Pelantikan pengurus Partai Ummat
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Politik – Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Ummat, Nandang Sutisna, mengatakan kaum profesional dan generasi muda milenial harus terlibat dalam kegiatan politik demi menentukan kemajuan bangsa. Menurut dia, politik merupakan instrumen dasar untuk menentukan kebijakan penting sebuah negara.

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Airlangga: Presiden Terpilih Diberikan Kekuasaan Menyusun Kabinet

"Kaum profesional bersikap kritis dan harus terlibat aktif membawa arah politik nasional. Kesalahan menentukan pilihan politik dan pemimpin akan berdampak besar bagi masa depan bangsa serta kesejahteraan rakyat,” kata Nandang dikutip pada Senin, 3 April 2023.

Ia menyebut jika kaum profesional apatis terhadap kondisi politik, maka bisa berbahaya. Apalagi, kata dia, politik berbiaya tinggi saat ini telah memicu maraknya korupsi di berbagai bidang. Sehingga, praktik korupsi berimbas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan layanan publik.

Muncul Wacana Dewan Pertimbangan Agung Bakal Dihidupkan Lagi, JK: Kan Ada Wantimpres!

“Penegakan hukum dan penyelenggaraan perekonomian,” ujarnya.

Tentunya, lanjut Nandang, praktik korupsi akan mengancam masa depan bangsa Indonesia. Makanya, ia mengatakan semua pihak termasuk kaum profesional wajib untuk membantu menghentikan praktik korupsi.

Sandra Dewi Bisa Terhindar dari Kasus Korupsi Suami? Pengacara Beberkan Perjanjian Pisah Harta!

“Kaum profesional harus menciptakan politik yang bersih dan berimplikasi pada pemerintahan dan penyelenggaraan negara yang bebas korupsi” ungkapnya.

Disamping itu, Nandang mengatakan pemilu 2024 harus dijadikan momentum bagi kaum milenial untuk terlibat dalam politik. Menurut dia, anak muda harus kritis dalam menentukan pilihannya baik pilihan partai maupun pemimpin. Selain itu, kaum milenial harus menolak politik uang karena membahayakan demokrasi Indonesia di masa depan.

“Generasi milenial harus memilih pemimpin muda yang memahami zaman, memiliki visi dan misi yang jauh ke depan, berintegritas tinggi dan memiliki kompetensi untuk memimpin. Harus kritis dan tidak hanya ikut-ikutan,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya