LSI: Muslim yang Tak Puas Kinerja Presiden Cenderung Dukung Organisasi Kekerasan Ekstrem

Polisi berjaga di lokasi ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar. (Ilustrasi)
Sumber :
  • (ANTARA FOTO/Arnas Padda/wpa/foc.)

VIVA Politik – Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa kesalehan yang dimiliki seseorang, baik subjektif merasa saleh maupun objektif karena banyak menjalankan ritual ibadah, dapat menurunkan dukungannya terhadap kekerasan ekstrem.

Zulhas: Banyak Orang Salah Sangka Prabowo Dianggap Menang karena Bansos

"Kesalehan, baik subjektif maupun objektif, menurunkan dukungan terhadap kekerasan ekstrem," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, 5 Mei 2023.

Dia mengatakan hal itu mendiseminasikan hasil survei "Sikap Publik atas Kekerasan Ekstrem, Toleransi, dan Kehidupan Beragama di Indonesia" di Jakarta pada Kamis.

Dasco Ungkap Kabar Terbaru soal Ide 'Presidential Club' yang Ingin Dibentuk Prabowo

Viral Konvoi Pemotor Gunakan Atribut Khilafah di Cawang. Foto ilustrasi.

Photo :
  • Twitter@miduk17

Selain kesalehan, Djayadi menambahkan kepuasan atas kinerja Presiden juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tinggi atau rendahnya dukungan terhadap kekerasan ekstrem.

Prabowo: Dalam Hidup Saya, Angka 8 Muncul Terus

Ia menyampaikan bahwa warga, dalam hal ini muslim, yang merasa puas terhadap kinerja Presiden cenderung tidak mendukung organisasi yang menerapkan kekerasan ekstrem.

"Muslim yang puas terhadap kinerja Presiden cenderung tidak mendukung organisasi kekerasan ekstrem. Begitu juga sebaliknya, bagi muslim yang tidak puas terhadap kinerja Presiden cenderung mendukung organisasi kekerasan ekstrem," ujarnya.

Berikutnya, dia mengatakan, dukungan terhadap organisasi ekstrem dipengaruhi oleh pesan-pesan intoleransi. Makin sering mendengar peringatan tentang bahaya kelompok minoritas agama dan etnis tertentu, kata Djayadi, seseorang akan makin mendukung organisasi kekerasan ekstrem.

Ilustrasi - Sejumlah aparat keamanan bersenjata lengkap berjaga-jaga usai serangan teror bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret 2021.

Photo :
  • ANTARA/Darwin Fatir

Ada pula faktor jenis media yang diakses seseorang. Dia mengatakan dukungan seseorang terhadap organisasi ekstrem akan rendah apabila dia mengakses media konvensional. Namun, dukungan itu meningkat ketika seseorang lebih banyak mengakses media internet.

LSI juga menyimpulkan bahwa dukungan terhadap organisasi ekstrem lebih banyak diberikan kepada laki-laki daripada perempuan. Lalu, ada pula faktor usia. Semakin berumur seseorang, dia akan makin tidak mendukung kekerasan ekstrem.

LSI melakukan survei itu pada 16-29 Mei 2022 dengan melibatkan 3.090 responden yang merupakan warga negara Indonesia dengan hak pilih. Mereka diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara terlatih.

Penentuan sampel dilakukan dengan metode acak bertingkat dan toleransi kesalahan penelitian itu sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya